Harga Emas Anjlok ke Level Terendah dalam 4 Bulan, Ini Penyebabnya

Penyebab turunnya harga emas karena data pekerjaan AS membaik sehingga mendukung ekspektasi Bank Sentral AS akan mengurangi pembelian obligasi.

oleh Andina Librianty diperbarui 10 Agu 2021, 07:31 WIB
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas global jatuh ke level terendah dalam lebih dari empat bulan pada penutupan perdagangan hari Senin (Selasa pagi waktu Jakarta). Penyebab turunnya harga emas ini karena data pekerjaan AS membaik sehingga mendukung ekspektasi Bank Sentral AS akan mengurangi pembelian obligasi atau tapering.

Mengutip CNBC, Selasa (10/8/2021), harga emas di pasar spot turun 2,1 persen menjadi USD 1.725,95 per ounce pada pukul 13.40 ET. Sedangkan harga emas berjangka AS ditutup turun 2,1 persen ke level USD 1.726,50 per ounce.

Tak jauh berbeda, harga perak juga terpeleset seperti emas dan mencapai level terendah dalam lebih dari delapan bulan di lebel USD 22,50 per ounce. Pada pekan lalu harga perak telah anjlok 4 persen menjadi USD 23,35 per ounce.

"Aksi jual pada emas dan perak merupakan kejutan yang didorong oleh laporan pekerjaan AS yang kuat pada Jumat lalu. Pelaku pasarkemudian menilai The Fed selangkah lebih dekat untuk mengurangi pembelian aset dan berpotensi menaikkan suku bunga lebih cepat dari yang diantisipasi," kata Direktur Perdagangan Logam Mulia High Ridge Futures, David Meger.

Harga emas tergelincir lebih dari 2 persen setelah data pada hari Jumat menunjukkan pengusaha AS mempekerjakan sebagian besar pekerja dalam hampir satu tahun di Juli.

Kenaikan suku bunga akan membuat harga emas melemah. Daya tarik emas berkurang karena pelaku pasar lebih memilih untuk mengoleksi obligasi yang juga menghasilkan bunga.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Dolar AS

Penampakan emas batangan di gerai Butik Emas Antam di Jakarta, Jumat (5/10). Pada perdagangan Kamis 4 Oktober 2018, harga emas Antam berada di posisi Rp 665 ribu per gram. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Semakin dalam memberikan tekanan kepada harga emas, indeks dolar AS reli ke level tertinggi dua minggu.

“Penguatan ekonomi, terutama di Asia akan mendorong permintaan konsumen dan komersial yang lebih baik untuk emas dan perak,” kata analis senior Kitco Metals, Jim Wyckoff.

High Ridge’s Meger juga mencatat data ekonomi akan terus memainkan peran penting dalam ekspektasi pasar emas terkait dengan pengurangan stimulus.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya