Target Vaksinasi Meningkat, Kemenkes pastikan Stok Vaksin Aman

Nadia menilai, menipisnya stok vaksin karena antusiasme masyarakat yang tinggi untuk mengikuti vaksinasi. Apalagi, sekarang usia sasaran vaksinasi semakin luas.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Agu 2021, 13:25 WIB
Calon penumpang kereta antre untuk menerima suntikkan vaksin COVID-19 di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Minggu (4/7/2021). PT Kereta Api Indonesia Daop 1 Jakarta membuka layanan vaksinasi Covid-19 bagi penumpangnya di Stasiun Gambir dan Pasar Senen mulai Sabtu, 3 Juli 2021. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah memastikan stok vaksin Covid-19 untuk masyarakat tercukupi. Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan untuk mencegah kelangkaan, pemerintah sudah dan akan mendistirbusikan jutaan dosis vaksin ke daerah.

Nadia mengatakan  Indonesia tidak ada masalah dengan stok vaksin. Tapi, masyarakat harus paham bahwa tidak bisa menerima vaksinasi sekaligus, karena dosis vaksin didistribusikan secara bertahap.

"Kita punya stok cukup vaksin. Tapi harus dipahami bahwa vaksin itu tidak bisa sekaligus vaksinasi semua sasarannya, karena dosis vaksin juga datang bertahap," kata Siti Nadia kepada wartawan, (5/8/2021).

Kekosongan vaksin di beberapa daerah penyebabnya adalah karena data stok vaksin tidak diperbarui.

Sehingga, Kemenkes melihat stok vaksin di daerah masih aman. Menurut Siti Nadia, masalah ini sudah diperbaiki. Jutaan dosis vaksin sudah dan akan didistribusikan ke daerah.

"Kami sudah mendistribusikan pada minggu ketiga itu 3 juta untuk vaksin dosis kedua dan yang minggu keempat ini ada sekitar 6 juta. Nanti kami akan kirim lagi juga sekitar 6 juta," jelas dia.

Di samping itu, menipisnya stok vaksin karena antusiasme masyarakat yang tinggi untuk mengikuti vaksinasi. Apalagi, sekarang usia sasaran vaksinasi semakin luas.

"Sekarang ini vaksinasi tidak ada batasan khusus, artinya siapapun, usia di atas 12 tahun bisa divaksin. Jadi tentu harus cermat mengatur kuota vaksinnya," ujar Siti Nadia.

Siti Nadia menjelaskan masyarakat tidak perlu khawatir jika tidak menerima vaksin dosis kedua tepat pada tanggal yang sudah ditetapkan vaksinator. Masih ada waktu sampai 28 hari setelah dosis pertama disuntikan. 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Libatkan Sekotr Swasta

Seorang warga negara asing (WNA) menerima vaksin virus corona COVID-19 AstraZeneca di klinik vaksinasi massal darurat di Denpasar, Bali, Selasa (6/7/2021). Indonesia tengah memerangi gelombang infeksi baru yang belum pernah terjadi sebelumnya. (SONNY TUMBELAKA

Menurut Siti Nadia, distribusi vaksin ke daerah tetap akan menyesuaikan dengan kebutuhan. Pemerintah belum berencana memfokuskan distribusi vaksin ke daerah di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi, meski kasus positif Covid-19 di tiga pulau itu sedang tinggi.

"Tetap kita bagi sesuai tentunya. Kalau kemarin kan kita fokus Jawa-Bali, karena Jawa-Bali penyumbang kasus terbesar, 2/3 kasus," imbuhnya.

Jika kasus Covid-19 di Jawa-Bali bisa ditekan, maka akan betul-betul mengurangi penularan. Kalau penularan di Jawa-Bali rendah, akan berdampak besar bagi daerah di luar Jawa-Bali.

Untuk menjangkau lebih banyak masyarakat untuk divaksin, pemerintah akan memperluas keterlibatan pihak swasta. "Potensi swasta ini kan akan sangat banyak ya, bagaimana semakin banyak sentra-sentra vaksinasi yang kita buka," ujarnya.

Selanjutnya, jumlah tenaga vaksinator akan ditambah. Apalagi pada Oktober, Indonesia akan menerima sangat banyak dosis vaksin.

"Oktober itu kemungkinan dua kali lipat dari yang saat ini kita terima jumlah vaksinnya. Tentunya kita harus segera menyuntikkan kepada masyarakat. Jadi memang harus segera diperluas (akses vaksin)," kata Siti Nadia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya