Menko PMK: Bantuan Oksigen Harus Sampai di Puskesmas

Terjadi kenaikan kebutuhan oksigen di rumah sakit di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) pada minggu lalu.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 05 Agu 2021, 10:26 WIB
Aktivitas pengisian ulang tabung oksigen di agen isi ulang oksigen kawasan Kalimalang, Jakarta, Rabu (27/1/2021). Arif, salah seorang pekerja mengungkapkan permintaan oksigen untuk kebutuhan medis rumahan meningkat 50 persen sejak pandemi Covid-19 mewabah di Jakarta. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Terjadi kenaikan kebutuhan oksigen di rumah sakit di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) pada minggu lalu.

Saat ini, melalui kerja sama pemerintah luar negeri, rumah sakit di Kalimantan Selatan telah menerima pasokan oksigen likuid sebanyak 20 ton yang merupakan hibah Pemerintah Singapura untuk Indonesia.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy turut menyaksikan proses pemindahan oksigen likuid dari isotank ke tabung oksigen berukuran besar yang ada di RSUD Ulin Banjarmasin.

"Alhamdulillah bantuan oksigen dari Singapura sudah datang. Jadi ini real bukan janji. Nanti setelah itu, isotank-nya bisa digunakan untuk oksigen dari sumber yang lain dan sumber yang lain sudah ada nanti siap untuk diisi," kata Menko dalam keterangannya, Kamis (5/8/2021).

Muhadjir berharap bantuan dari Pemerintah Singapura dapat menambah pasokan oksigen Kalsel yang saat ini masih kurang 12 ton perhari. Meskipun, ia optimistis peningkatan kapasitas produksi industri lokal mampu memenuhi kebutuhan oksigen di dalam negeri.

Sebagai contoh, PT Samator Gas Industri, Banjarmasin telah 100 persen mengalihkan produksi oksigen untuk keperluan kesehatan terutama penanganan pasien Covid-19. “Bahkan, tidak hanya di RS tetapi juga untuk masyarakat yang menjalani isolasi mandiri,” ucapnya.

Muhadjir menambahkan bahwa kebutuhan oksigen yang terjadi di tingkat bawah juga sangat tinggi. Sebagai indikator, banyak angka kematian justru disebabkan mereka yang melakukan isoman di rumah kemudian datang ke RS sudah dalam kondisi parah atau umumnya sesak nafas.

"Angka kematian dari yang isolasi mandiri datang ke RS juga masih tinggi di sini. Belajar dari Jawa, tadi saya minta oksigen kecil yang ukuran 6 m3 harus didistribusikan ke level yang paling bawah yaitu pada tingkat Puskesmas," ujarnya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Semua Puskesmas Harus Punya Tabung Oksigen

Ia pun menyatakan setiap puskesmas harus tersedia tabung oksigen yang dapat digunakan untuk pasien isoman yang membutuhkan tindak lanjut karena mengalami sesak nafas. Sehingga demikian, penanganan bisa lebih cepat tanpa harus langsung ke RS.

“Kepada perusahaan-perusahaan yang mempunyai cadangan tabung oksigen agar dipinjamkan dahulu kepada produsen ataupun vendor lain. Tujuannya tidak lain agar bisa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan di tingkat bawah,” tandasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya