IHSG Koreksi 0,52 Persen pada 26-30 Juli 2021, Kapitalisasi Bursa Susut Rp 41 Triliun

Di tengah laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang alami koreksi pada 26-30 Juli 2021, rata-rata nilai transaksi harian bursa meningkat.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 31 Jul 2021, 07:45 WIB
Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami koreksi pada 26-30 Juli 2021. IHSG turun 0,52 persen selama sepekan.

IHSG ditutup ke posisi 6.070,03 dari pekan sebelumnya di posisi 6.101,69. Dengan demikian, nilai kapitalisasi pasar bursa merosot 0,56 persen menjadi Rp 7.233,76 triliun dari Rp 7.274,77 triliun pada pekan lalu. Demikian mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), Sabtu (31/7/2021).

Di sisi lain, rata-rata nilai transaksi harian bursa menunjukkan peningkatan tertinggi sebesar 17,16 persen menjadi Rp 12,90 triliun dari Rp 11,01 triliun pada pekan lalu.

Rata-rata volume transaksi harian bursa meningkat 16,38 persen menjadi 19,070 miliar saham dari 16,386 miliar saham pada pekan sebelumnya.

Rata-rata frekuensi harian bursa juga meningkat 13,03 persen menjadi 1.428.518 transaksi dari 1.263.791 transaksi pada pekan lalu. Investor asing mencatatkan jual bersih saham sebesar Rp 563,04 miliar. Sedangkan sepanjang 2021, investor asing mencatatkan beli bersih Rp 17,70 triliun.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Pencatatan Obligasi dan Sukuk

Pekerja melintas di depan layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,34% ke level 5.014,08 pada pembukaan perdagangan sesi I, Senin (8/6). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu, sejumlah perusahaan tercatat mencatat obligasi pada pekan ini. Obligasi berkelanjutan V Adira Finance tahap II tahun 2021 dan sukuk mudharabah berkelanjutan IV Adira Finance tahap II tahun 2021 yang diterbitkan oleh PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk resmi tercatat pada Senin, 26 Juli 2021.

Obligasi dicatatkan senilai Rp 1,3 triliun dan sukuk senilai Rp 200 miliar. PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) memberikan peringkat (id)AAA (Triple A) untuk obligasi ini dan (id)AAAsy (Triple A Syariah) untuk Sukuk ini. Bertindak sebagai wali amanat dalam emisi ini adalah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

Kemudian, PT Adi Sarana Armada Tbk menerbitkan obligasi konversi Adi Sarana Armada I Tahun 2021 yang resmi tercatat pada Rabu, 28 Juli 2021 senilai Rp 720 miliar. Hasil pemeringkatan PEFINDO untuk obligasi tersebut adalah idA (Single A Minus). PT Bank Rakyat Indonesia Tbk bertindak sebagai wali amanat dalam emisi ini.

Pada Kamis, 29 Juli 2021, obligasi berkelanjutan IV WOM Finance Tahap I Tahun 2021 yang diterbitkan oleh PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk resmi dicatatkan BEI dengan jumlah dana obligasi sebesar Rp 500 miliar.

PT Fitch Ratings Indonesia memberikan peringkat AA-(idn) (Double A Minus) untuk obligasi tersebut dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk kembali bertindak sebagai wali amanat pada emisi ini.

3 dari 3 halaman

Total Emisi Obligasi

Karyawan mengambil gambar layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Sebanyak 111 saham menguat, 372 tertekan, dan 124 lainnya flat. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Total emisi obligasi dan sukuk yang telah tercatat sepanjang 2021 adalah 51 emisi dari 37 Perusahaan Tercatat senilai Rp54,03 triliun.

Hingga kini, total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 468 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp425,17 triliun dan USD47,5 juta, diterbitkan oleh 126 Perusahaan Tercatat.

Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 154 seri dengan nilai nominal Rp4.235,01 triliun dan USD400 juta. Efek Beragun Aset (EBA) sebanyak 11 emisi senilai Rp6,39 triliun.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya