Pemeriksaan Spesimen COVID-19 Turun dari 250 Ribu, Jubir Wiku Ungkap Penyebabnya

Pemeriksaan spesimen COVID-19 sempat di angka 250.000 namun kemudian alami penurunan. Jubir Wiku ungkap penyebabnya.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 21 Jul 2021, 06:00 WIB
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito saat konferensi pers perkembangan COVID-19 di Graha BNPB, Jakarta pada Kamis, 17 Juni 2021. (Tim Komunikasi Satgas COVID-19/Marji)

Liputan6.com, Jakarta Pemeriksaan (testing) COVID-19 menurun dari angka 250.000-an, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Wiku Adisasmito mengungkapkan beberapa penyebabnya. Salah satunya keterlambatan (delay) masuk pencatatan spesimen.

"Terdapat beberapa kemungkinan yang menyebabkan menurunnya jumlah spesimen yang diperiksa, seperti penurunan testing COVID-19 di akhir pekan ataupun delay input," ungkap Wiku saat konferensi pers di Media Center COVID-19, Graha BNPB, Jakarta pada Selasa, 20 Juli 2021.

"Delay input ini yang berasal dari laboratorium ke dalam sistem data."

Data Satgas terlihat jumlah spesimen sempat mencapai tertinggi di atas 250.000 beberapa hari lalu, kemudian turun di angka 190.000. Hari ini, 20 Juli 2021, jumlah spesimen yang diperiksa di angka 179.275.

Pemerintah pun terus berkomitmen meningkatkan kapasitas 3T (testing, tracing, treatment). Pemerintah pusat juga membantu pemerintah daerah dalam peningkatan target 3T.

"Ke depannya, Pemerintah berkomitmen meningkatkan kapasitas upaya 3T secara keseluruhan dengan berkoordinasi serta memfasilitasi pemerintah daerah untuk mencapai targetnya masing-masing, sesuai yang telah ditetapkan dalam Instruksi Mendagri," imbuh Wiku Adisasmito.

 

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Capaian Testing COVID-19 di Jawa dan Bali

Warga yang pernah berhubungan dengan pasien positif COVID-19 menunggu untuk melakukan kegiatan testing PCR di Puskesmas Cinere, Depok, Jawa Barat, Kamis (10/6/2021). Testing setelah tracing dilakukan kepada puluhan warga untuk meminimalisir penyebaran COVID-19. (merdeka.com/Arie Basuki)

Terkait testing, saat memasuki hari ke-12 Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Darurat (PPKM Darurat), capaian rata-rata  di 124 kabupaten/kota Pulau Jawa dan Bali sebesar 33,61 persen. Data tersebut dihimpun dari 3-13 Juli 2021.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi memaparkan, jumlah orang yang dites di Pulau Jawa dan Bali, baik PCR maupun antigen bertambah sekitar 2.300 orang per hari. Angka ini terpantau dalam kurun waktu 10 hari terakhir.

Lebih dari setengah perambahan harian testing dilaporkan dari Jawa Timur (bertambah 807 tes per hari) dan DKI Jakarta (bertambah 634 tes per hari).

"Namun, baru DKI Jakarta yang mencapai target jumlah tes harian," kata Nadia saat memberikan keterangan pers harian PPKM Darurat pada Rabu, 14 Juli 2021. (Selengkapnya: Capaian Testing di Daerah PPKM Darurat Jawa-Bali 33,61 Persen)

3 dari 3 halaman

Infografis Manfaat Tes Usap Rapid Antigen dan PCR

Infografis Manfaat Tes Usap Rapid Antigen dan PCR. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya