Saham BNLI Melambung 40,87 Persen Selama Sepekan, Masih Menarik Dikoleksi?

Saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) naik 40,87 persen pada periode 5-9 Juli 2021.

oleh Agustina Melani diperbarui 12 Jul 2021, 07:49 WIB
Pekerja melintas di depan layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,34% ke level 5.014,08 pada pembukaan perdagangan sesi I, Senin (8/6). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) cenderung menguat selama sepekan. Analis menilai rencana penawaran umum terbatas dengan mekanisme hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue menjadi sentimen saham BNLI.

Mengutip data RTI, saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) naik 40,87 persen pada periode 5-9 Juli 2021. Saham BNLI ditutup menguat 0,74 persen ke posisi Rp 2.930 per saham pada Jumat, 9 Juli.

Pada pekan ini, saham BNLI berada di level tertinggi Rp 3.440 dan terendah Rp 2.080 per saham. Total volume perdagangan saham 63.785.500 dengan nilai transaksi Rp 190,4 miliar. Total frekuensi perdagangan saham 33.921 kali.

Head of Equity Trading MNC Sekuritas, Frankie W.Prasetio menuturkan, saham BNLI sudah melambung sepekan dari level terendah pada Juni di posisi 1.900. Pada 7 Juli 2021 mencetak level tertinggi pada 2021 di posisi 3.440. Aksi korporasi rights issue dinilai menjadi sentimen perseroan.

"Adapun sentimen utama yang mendongkrak harga sahamnya adalah aksi korporasi rights issue,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com, dikutip Minggu (11/7/2021).

Ia mengatakan, Bank Permata menawarkan sebanyak-banyaknya 8,13 miliar saham baru dengan harga pelaksanaan Rp 1.347. Aksi korporasi tersebut untuk memperkuat struktur modal. Dengan aksi korporasi tersebut dapat mendukung bisnis perseroan ke depan.

"Hal ini dilakukan untuk menopang kinerja BNLI khususnya struktur permodalannya. Terlebih lagi Bank Permata telah naik kasta menjadi Buku IV tahun ini sehingga cakupan bisnis semakin luas dan mampu bersaing dengan bank besar lainnya di Indonesia.” Kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Sentimen Rights Issue

Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Sebanyak 111 saham menguat, 372 tertekan, dan 124 lainnya flat. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Ia mengatakan, pemegang saham BNLI yang terbesar yaitu Bangkok Bank yang memiliki 98,71 persen saham ini akan melaksanakan seluruh rights issue yang menjadi haknya.

“Bank asal negara gajah putih ini telah menyetorkan modal sebesar Rp 10,82 triliun duluan pada 21 Desember 2020 untuk menebus haknya atas saham baru nanti,” kata dia.

Di tengah sentimen rights issue Frankie melihat prospek saham BNLI menarik. Namun, ia mengingatkan pelaku pasar, harga saham BNLI naik cukup tinggi. "Tetapi demikian juga harga sahamnya sudah naik cukup tinggi, jadi investor mungkin sebaiknya wait and see dulu," ujar dia.

Frankie menambahkan, Bank Permata sudah menjadi bank BUKU IV pada 2021. Dengan demikian cakupan bisnis akan menjadi lebih luas sehingga dengan ada permodalan lebih kuat akan mampu meningkatkan kinerja perusahaan ke depan.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya