COVID-19 Melonjak, Myanmar Peringatkan Warga Yangon Tetap di Rumah

Myanmar mengeluarkan pemberitahuan tetap berada di rumah di beberapa bagian Kota Yangon karena kenaikan kasus COVID-19 yang tinggi.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 08 Jul 2021, 16:09 WIB
Sebuah kendaraan melaju melintasi jalanan yang kosong di sekitar Pagoda Sule, Yangon, Myanmar, Rabu (24/3/2021. Demonstran antikudeta mencoba taktik baru yang mereka sebut pemogokan 'diam', menyerukan orang-orang untuk tinggal di rumah dan menutup bisnis. (AP Photo)

Liputan6.com, Yangon - Otoritas Myanmar mengeluarkan pemberitahuan tetap berada di rumah di beberapa bagian Kota Yangon pada Rabu 7 Juli, ketika negara itu melaporkan kasus harian COVID-19 tertinggi dalam beberapa bulan.

Mulai Kamis (8/7/2021), larangan keluar rumah untuk ebih dari satu orang karena alasan non-medis akan diberlakukan untuk 10 permukiman di Yangon, yang bersama-sama merupakan rumah bagi sekitar 1,5 juta orang.

Pembatasan itu akan dikecualikan bagi pegawai pemerintah, menurut pengumuman dari Kementerian Lesehatan dan Olahraga Dewan Administrasi Negara - badan dari pemerintahan junta militer Myanmar.

Namun, tidak diketahui berapa lama pembatasan itu akan diberlakukan, di kota-kota termasuk Hlaing Thar Yar - tempat protes besar-besaran pro-demokrasi yang dihadapi oleh tindakan keras militer menyusul kudeta di negara itu. Yangon adalah rumah bagi sekitar tujuh juta warga Myanmar.

Myanmar melaporkan hampir 4.000 kasus baru COVID-19 pada Rabu 7 Juli. Fasilitas medis di Myanmar pun sudah berjuang untuk menangani kasus-kasus COVID-19 bahkan sebelum kudeta, yang menggulingkan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

2 dari 3 halaman

1,75 Juta Orang di Myanmar Sudah Disuntik Vaksin COVID-19

Suasana jalanan yang kosong di samping Pagoda Shwedagon, Yangon, Myanmar, Rabu (24/3/2021). Demonstran menyerukan "silent strike" sebagai protes terhadap kudeta militer di Myanmar. (AFPTV/AFP)

Sejak kudeta, ribuan dokter, relawan dan pegawai negeri Myanmar telah bergabung dalam kampanye pembangkangan massal untuk memprotes rezim militer.

Sekitar 1,75 juta orang telah divaksinasi di negara berpenduduk 54 juta itu, menurut laporan stastiun TV pemerintah. 

Otoritas Myanmar pun bergegas untuk mengamankan lebih banyak dosis vaksin COVID-19 dari Rusia dan China.

Dua juta dosis vaksin COVID-19 akan segera tiba di Myanmar, namun tidak diketahui jelas kapan vaksin itu akan datang.

Pada Rabu (7/7), China melaporkan kasus harian Virus Corona tertinggi dalam enam bulan, yang merupakan lonjakan infeksi di kota Ruili, yang berbatasan dengan Myanmar.

Dari 57 infeksi baru, 12 dari infeksi baru itu dialami oleh warga negara Myanmar, menurut otoritas kesehatan di provinsi Yunnan, yang menyebut wabah baru terjadi karena penyebaran COVID-19 varian Delta.

3 dari 3 halaman

Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi COVID-19

Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi COVID-19. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya