Tips Mengatasi Duka Setelah Orang Terdekat Meninggal Menurut Pakar Kesehatan Mental

Bagi siapapun yang sedang berduka atau baru saja berduka karena kehilangan orangtua, sanak saudara ataupun anak tercinta, kesedihan itu menyakitkan, membingungkan, menyisakan pilu yang sulit dilepaskan. Mungkin ada rasa ingin mengikhlaskan tetapi sulit

oleh Fitri Syarifah diperbarui 03 Jul 2021, 15:00 WIB
Ilustrasi sedih (dok. Pixabay.com/StockSnap)

Liputan6.com, Jakarta Bagi siapapun yang sedang berduka atau baru saja berduka karena kehilangan orangtua, sanak saudara  ataupun anak tercinta kesedihan itu menyakitkan. Kadang kondisini ini membingungkan, menyisakan pilu yang sulit dilepaskan. Mungkin ada rasa ingin mengikhlaskan tetapi tidak tahu caranya.

Dengan menenggelamkan diri dalam kesibukan pekerjaan dan seiring berjalannya waktu mungkin Anda bisa merasa lebih baik, tetapi itu tidak selalu berhasil ketika berada dalam kesedihan yang mendalam.

Dilansir dari Prevention, pembawa acara podcast Supercharged Life, Judy Ho, Ph.D mengatakan kesedihan paling umum terjadi setelah kematian orang yang dicintai. Perasaan kehilangan yang hebat juga dapat terjadi akibat perceraian atau berakhirnya suatu hubungan (termasuk persahabatan), keguguran, atau kehilangan pekerjaan.

Emosi paling umum yang terkait dengan kehilangan adalah kesedihan yang mendalam. Tetapi ada banyak perasaan lain yang mungkin Anda alami selama proses berduka.

Anda mungkin merasa tertekan, marah, takut, cemas, lelah, mati rasa, terisolasi, atau berada dalam keadaan penyangkalan, syok, atau tidak percaya. Anda bahkan mungkin merasa lega, yang kemudian mengarah pada rasa bersalah.

Perasaan ini dapat muncul kapan saja, meluap tanpa peringatan, dan bertahan selama yang dimaksudkan. Mereka juga bisa menjadi berlebihan dan bahkan mulai memengaruhi kesehatan fisik Anda dengan mengganggu tidur dan energi, nafsu makan, hingga konsentrasi Anda.

“Beberapa orang berduka selama bertahun-tahun, dan sementara mereka menjadi lebih fungsional seiring berjalannya waktu, mereka mungkin masih dihantam entah dari mana dengan perasaan terkait kesedihan. Maka sangat penting untuk berbelas kasih dan memahami diri sendiri,” kata Ho.

 

Simak Video Berikut Ini:

2 dari 5 halaman

Tidak ada tahapan kesedihan

Jika sebelumnya Anda pernah mendengar model lima atau tujuh tahap kesedihan (sering kali termasuk emosi utama yang disebutkan di atas, seperti kesedihan, keterkejutan, rasa sakit, atau kemarahan), namun pada kenyataannya para ahli sepakat bahwa hal itu belum tentu terjadi.

“Saya pikir model-model itu dapat berguna untuk memahami jenis emosi yang dapat muncul, tetapi kesedihan tidak linier. Misalnya, Anda mungkin merasa telah menerima kehilangan, kemudian sesuatu terjadi beberapa bulan kemudian, dan Anda kembali menyangkal. Itu adalah cara berpikir yang sangat alami dan realistis, jangan merasa seperti Anda sedang mengambil langkah mundur. Anda hanya memproses dengan cara yang unik bagi Anda dan situasi Anda,” kata Ho.

Alih-alih melihat kesedihan sebagai serangkaian fase, cobalah fokus pada poin-poin ini, kata Ajita Robinson, Ph.D., penulis The Gift of Grief

- Akui kehilangannya

- Ciptakan ruang untuk perasaan Anda

- Pahami bahwa kesedihan adalah perjalanan seumur hidup

- Ketahuilah bahwa ada kebahagiaan dalam hidup setelah kehilangan.

 

3 dari 5 halaman

Kiat dari ahli

Disamping itu, cobalah lakukan beberapa kiat yang disarankan oleh para ahli kesehatan mental seperti berikut ini.

1. Kembangkan rutinitas

Aktivitas Anda sehari-hari akan terasa berbeda setelah kehilangan, dan akan terus berkembang seiring berjalannya waktu. Bagi sebagian orang, melakukan aktivitas seperti biasa (seperti bangun, pergi kerja, dan ulangi) bisa membantu. 

Namun tidak penting seperti apa rutinitas Anda, cobalah yang terbaik untuk memilikinya.

“Kesedihan memiliki cara untuk mengguncang rasa aman kita, tetapi rutinitas menciptakan stabilitas, yang sering kali dikodekan sebagai rasa aman,” kata Robinson.

2. Bersikaplah terbuka tentang perasaan Anda

Penting untuk menemui seseorang yang bisa membuat Anda nyaman untuk berbagi perasaan. Hal ini bisa dilakukan pada keluarga, teman, rekan kerja yang dekat dengan Anda, atau orang-orang yang pernah mengalami jenis kehilangan yang serupa, seperti kelompok pendukung.

“Jangan mengelola kesedihan sendirian. Jika ada waktu untuk bersandar pada keluarga dan teman, inilah saatnya. Biarkan orang tahu bagaimana perasaan Anda dan jika Anda sedang berjuang. Berbagi kenangan dan pengalaman. Berbagi air mata, kemarahan, dan tawa. Ini akan sangat membantu dalam mengelola emosi,” kata Melissa Robinson-Brown, Ph.D., psikolog klinis berlisensi di Renewed Focus di New York City. 

“Tidak ada jadwal untuk berduka, jadi yang paling penting adalah menjadi pendukung, tanyakan apa yang dapat Anda lakukan untuk membuat hidup mereka sedikit lebih mudah, dan kemudian dengarkan apa yang mereka katakan,” kata Ho.

 

4 dari 5 halaman

3. Terlibat dalam ritual

Jika Anda kehilangan orang yang Anda cintai, tidak peduli betapa sulitnya, akan sangat membantu untuk berpartisipasi dalam pemakaman atau upacara peringatan karena itu memberi Anda kesempatan untuk berada di sekitar orang lain yang sedang berduka dengan orang yang sama dengan Anda.

Menghadiri pemakaman bisa menjadi sumber kenyamanan, seperti membuat buku kenangan untuk dilihat kembali, membuat jurnal, atau terlibat dalam aktivitas favorit orang tersebut, kata Tasha Brown, Ph.D., seorang psikolog klinis berlisensi di New York City. 

Merayakan ulang tahun, hari jadi, atau acara lain juga memberi Anda kesempatan untuk berefleksi.

“Bahkan sesuatu yang sederhana seperti menyalakan lilin di hari ulang tahunnya dapat membantu Anda merasakan kenangan positif tentang orang itu dan memicu percakapan tentang mereka untuk membantu Anda merasa tidak terlalu terisolasi,” tambah Ho.

4. Bingkai ulang cara berpikir Anda

Satu hal yang sejalan dengan kesedihan adalah pemicunya. Salah satu cara untuk menangani gelombang emosi yang seringkali tidak terduga adalah dengan merasakannya, benar-benar mencatatnya, lalu menyesuaikannya. Akan lebih menyakitkan untuk tetap menangis bertahun-tahun.

Maka cobalah mundur selangkah dan kenang orang tersebut adalah bagian penting dari hidup Anda sehingga Anda masih memiliki emosi yang kuat ini, dan itu adalah hal yang indah dan bisa memberi Anda kekuatan. Itu bukan hal yang buruk, jelas Ho.

5. Fokus pada hidup Anda

Agar bisa tetap fokus dan bergerak maju, harus fokus pada diri Anda lebih dulu. Caranya dengan secara teratur menilai diri, apa yang Anda dapatkan dari kehidupan dan apa yang Anda lakukan untuk mencapai tujuan. Dengan ini bisa membantu mengarahkan hidup dengan lebih menyenangkan daripada duduk termangu dalam perasaan hampa, dan justru menjatuhkan Anda, kata Ho.

Ia menyarankan untuk menambah hobi Anda seperti membaca buku baru jika pengetahuan penting bagi Anda, atau berolahraga jika kebugaran penting bagi Anda, serta luangkan waktu setiap minggu untuk memasak makanan yang lezat dan memanjakan diri.

6. Cari bantuan jika Anda membutuhkannya

Karena kita tidak tahu kapan waktu yang tepat untuk meminta bantuan, maka jangan takut untuk mencari terapis profesional atau orang yang Anda percaya, seperti pendeta atau mentor jika Anda merasa membutuhkan bimbingan ekstra.

Ingatlah bahwa kesedihan tidak linier, melainkan akan ada pasang surutnya selama proses tersebut. Tetapi Anda harus memiliki harapan, mengalami hari-hari yang membahagiakan bersama orang-orang terkasih dan mencatat momen-momen yang Anda rasa baik untuk mengenangnya kembali dengan cara apapun yang menurt Anda masuk akal.

Tetapi jika tenggelam dalam kesedihan terus menerus seolah tidak menemukan titik terang dari penderitaan Anda, yang dapat berujung pada depresi yang ditandai dengan:

- Tidak dapat fokus beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari

- Berjuang untuk merasakan berbagai emosi selain kesedihan

- Memiliki perasaan putus asa, tidak berharga, atau bersalah yang kuat

- Mengalami pikiran untuk bunuh diri

Jika itu terjadi pada Anda, segera minta bantuan profesional.

5 dari 5 halaman

Infografis PPKM Darurat Jawa Bali 3-20 Juli 2021

Infografis PPKM Darurat Jawa Bali 3-20 Juli 2021. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya