Petani di Ogan Komering Ilir Garap Pertanian Padi Organik Tanpa Bakar

Untuk mencegah terjadinya karhutla, petani di Ogan Komering Ilir Sumsel menggarap lahan pertaniannya dengan menanam padi organik tanpa bakar.

oleh Nefri Inge diperbarui 30 Jun 2021, 22:30 WIB
Seorang petani memanen padi yang dibudidayakan dengan teknik SRI Organik, varietas mentik wangi. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Palembang - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang pernah terjadi di Sumatera Selatan (Sumsel), membuat potensi ancaman insiden tersebut cukup besar terjadi.

Salah satu daerah rawan karhutla di Sumsel, yaitu Kabupaten Ogan Komering Ilir Sumsel. Yang mana, di daerah tersebut banyak lahan-lahan yang terbakar saat karhutla hebat di tahun 2015 lalu.

Lahan-lahan yang terbakar, juga disumbangkan dari lahan pertanian para petani. Pembakaran lahan tersebut dilakukan, untuk memudahkan membuka lahan yang akan ditanami bibit padi baru.

Namun banyaknya edukasi dan pendampingan dari berbagai stakeholder, membuat para petani di Kabupaten Ogan Komering Ilir, akhirnya meninggalkan kebiasaan membakar lahannya.

Ketua Kelompok Tani di Ogan Komering Ilir, Wono Tirto Sugeng Riyanto mengatakan, saat ini dia bersama para petani lainnya, tidak lagi membuka lahan dengan cara membakar.

Bahkan mereka sudah menjalankan pertanian dengan pupuk organik. Langkah ini dilakukan, untuk mengembalikan kondisi lahan, mengingat sudah terdegradasi akibat karhutla.

“Lahan sudah tidak subur (karena sering terbakar). Jadi saya pikir, harus dikembalikan dulu dengan cara pemupukan dengan bahan organik,” katanya, dalam acara Obrolan Pelepas Lelah Season 2, yang digelar Balitbang LHK Palembang dan Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) Komisaris Daerah Sumsel, di Palembang, Rabu (30/6/2021).

Sudah setahun terakhir, Sugeng memakai pupuk organik untuk lahannya yang seluas 2 hektare. Penggunaan pupuk organik juga, dapat menekan penggunaan pupuk kimia yang selama ini dipakainya.

Petani di Ogan Komering Ilir ini juga, menginisiasi membuat pupuk kompos bersama, sehingga dapat memastikan ketersediaan pupuk organik.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini :

2 dari 3 halaman

Pakai Pupuk Organik

(Foto:Liputan6.com/Septian Deny)

“Dalam 1 hektare lahan saya, bisa memproduksi sekitar 4 ton Gabah Kering Giling (GKG),” katanya.

Awalnya, para petani enggan mengikuti jejaknya, karena tak mau ribet saat menggunakan pupuk organik.

Lama-kelamaan, para petani di Kabupaten Ogan Komering Ilir Sumsel mulai tertarik. Terlebih bisa menekan biaya produksi penanaman padi.

“Ada 10 orang petani, yang kini mulai tanam dengan memanfaatkan pupuk organik,” ungkapnya.

3 dari 3 halaman

Buka Lahan

Acara Obrolan Pelepas Lelah Season 2, yang digelar Balitbang LHK Palembang dan Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) Komisaris Daerah Sumsel di Palembang Sumsel (Dok. Humas APHI Sumsel / Nefri Inge)

Upaya pertanian dengan pupuk organik tersebut, mendapatkan dukungan dari perusahaan mitra pemasok APP Sinar Mas, PT Bumi Andalas Permai (BAP).

Perusahaan Hutan Tanaman Industri (HTI) tersebut, memberikan bantuan alat pertanian hand traktor. Sehingga petani setempat tidak membuka lahan, dengan cara membakar lagi.

“Bisa dikatakan, tidak ada lagi petani yang buka lahan dengan cara membakar di tempat kami. Setelah pakai semprotan herbisida, kami menggunakan hand traktor untuk buka lahan,” ungkapnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya