Saat Beraktivitas Tiba-Tiba Kolaps dan Ngorok, Dokter Jantung: Tanda Jalur Napas Terganggu, Segera CPR

Pada orang yang saat beraktivitas kemudian mendadak kolaps lalu terdengar ngorok ini menandakan jalur napasnya terganggu.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 15 Jun 2021, 11:00 WIB
Ilustrasi Foto Pertolongan Resusitasi Jantung Paru atau Cardiopulmonary resuscitation (CPR) (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Peraih emas Olimpiade 2008, Markis Kido, meninggal dunia pada 14 Juni 2021. Menurut keterangan legenda bulu tangkis Candra Wijaya yang bersama Kido sebelum meninggal, mereka tengah bermain bulu tangkis. Dalam suasana permainan yang rileks tiba-tiba Kido jatuh dalam posisi telungkup ke depan.

Segera Candra dan teman-teman melakukan tindakan menolong sebisa mungkin. Lalu, beberapa menit kemudian langsung membawa Kido ke rumah sakit terdekat.

"Kido ngorok dan tak sadar diri namun masih bernapas saat Kido dimasukkan ke dalam mobil," kata Candra Wijaya dalam unggahan akun Instagram @cwibc1 dikutip Selasa (15/6/2021).

Secara medis, ketika orang tiba-tiba kolaps atau tak sadarkan diri lalu mengorok itu merupakan tanda jalur napas terganggu.

"Itu tanda bahwa orang tersebut tidak sadarkan diri. Indikasi untuk melakukan CPR segera," kata Vito kepada Health Liputan6.com.

Cardio pulmonary resuscitation (CPR) atau resusitasi jantung paru (RJP) dilakukan dengan pijat jantung. Di saat pandemi memang tidak disarankan untuk memberikan bantuan napas dari mulut ke mulut.

CPR pijat jantung dilakukan untuk membantu agar jantung dan paru kembali bekerja meski dibantu dari luar.

"Kalau CPR dilakukan chance seseorang untuk survive mungkin 17 hingga 41 persen," kata Vito.

 

Simak Juga Video Berikut

2 dari 3 halaman

Atlet Indonesia Perlu Dilatih CPR

Pengetahuan dan keterampilan untuk memberikan CPR pada orang yang mengalami serangan jantung yang tidak sadarkan diri amat diperlukan oleh orang-orang yang bekerja di tempat publik serta orang yang aktif berolahraga termasuk atlet. Jika terjadi tindakan-tindakan yang butuh CPR bisa segera dilakukan dengan tepat sehingga bisa mengupayakan nyawa oragn selamat.

"Rasanya urgent ya atlet-atlet dilatih CPR. Masa mau nunggu korban terlebih dahulu," tuturnya.

Dalam keterangan pers sebelumnya, Vito menjelaskan bahwa metode CPR biasanya berguna untuk membantu mengembalikan kemampuan bernapas dan sirkulasi darah dalam tubuh akibat masalah seperti serangan jantung dan henti jantung. Henti jantung adalah kondisi saat jantung berhenti memompa secara efektif sebagai pompa untuk seluruh tubuh, yang isinya memompa darah, nutrisi, dan oksigen.

Sementara serangan jantung merupakan keadaan sumbatan di dalam pembuluh darah koroner yang harusnya memberi makan kepada otot jantung. Kedua masalah ini bisa menimbulkan kematian.

"Orang yang mengalami serangan jantung, menghadapi henti jantung setelahnya sehingga mengakibatkan kematian. Namun, orang yang menghadapi henti jantung belum tentu disebabkan karena serangan jantung," kata Vito.

3 dari 3 halaman

Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi Covid-19.

Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya