Aktivitas Kegempaan Pesisir Selatan Pulau Jawa Meningkat, BPBD: Waspada Gempa Tektonik

Wilayah pesisir selatan yang rawan gempa dan tsunami di antaranya mulai Pantai Sumur, Binuangeun, Bagedur,Sukahujan, Cihara, Panggarangan, Bayah, Sawarna dan Tanjungpanto.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Mei 2021, 06:35 WIB
Ilustrasi Gempa (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkap aktivitas kegempaan di pesisir selatan Pulau Jawa meningkat. 

Menyikapi laporan tersebut, Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Provinsi Banten Sumardi meminta masyarakat pesisir pantai dapat meningkatkan kewaspadaan munculnya gempa tektonik.

Ada pun pesisir selatan Pulau Jawa di antaranya Provinsi Banten meliputi Kabupaten Lebak dan Pandeglang yang merupakan daerah rawan gempa dan berpotensi tsunami. 

"Sebab pada daerah pesisir selatan itu ada patahan atau sesar di Perairan Samudera Hindia dengan Benua Indo-Australia," kata Sumardi, Kamis (27/5/2021) dilansir Antara.

Selain itu, di bagian selatan terdapat Lempeng Eurasia di bagian utara dan Lempeng Pasifik di bagian timur.

Wilayah pesisir selatan yang rawan gempa dan tsunami di antaranya mulai Pantai Sumur, Binuangeun, Bagedur,Sukahujan, Cihara, Panggarangan, Bayah, Sawarna dan Tanjungpanto.

"Karena itu, masyarakat pesisir Banten selatan agar meningkatkan kewaspadaan jika terjadi peningkatan gempa tektonik," jelas Sumardi. 

Berdasarkan laporan BMKG bahwa gempa yang terjadi di Banten selatan, Minggu 23 Mei 2021 tercatat 35 kali. Tepatnya di Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang.

"Kami telah menyampaikan peringatan kewaspadaan kegempaan itu guna mengurangi risiko kebencanaan," katanya menjelaskan.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Perlu Dibangun Rumah Tahan Gempa dan Tsunami

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak Pebby Rizky Pratama mengatakan pesisir selatan itu perlu dilakukan perubahan rencana umum tata ruang (RUTR) untuk pembangunan gedung dan rumah yang konstruksinya tahan gempa dan tsunami.

Pembangunan rumah tahan gempa dan tsunami itu untuk meminimalisasi korban jiwa dan tidak banyak menimbulkan kerugian infrastuktur maupun material.

Pengalaman itu, kata dia, peristiwa gempa magnitudo 6,4 berpusat barat daya Lebak Pantai Sawarna pada 2018 dengan kedalaman 10 km. Ribuan rumah mengalami kerusakan.

"Kami berharap masyarakat yang tinggal di pesisir selatan dapat memperhatikan pembangunan rumah tahan gempa," ujarnya. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya