Menlu Retno: Penderitaan Palestina Disebabkan Israel sebagai Occupying Power

Menlu Retno melaporkan hasil pertemuannya dengan OKI terkait isu Palestina-Israel.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 17 Mei 2021, 22:07 WIB
Menlu Retno Marsudi mendampingi Presiden Jokowi untuk hadir dalam World Economic Forum (WEF) 2020 secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu, 25 November 2020. (Dok: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi dengan tegas menyebut Israel sebagai penyebab penderitaan Palestina. Pernyataan itu dibuat setelah Retno menghadiri pertemuan antar menteri luar negeri Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).

"Komitmen negara OKI tidak akan luntur. Sampai saat ini, kita masih menyaksikan adanya gangguan terhadap pelaksanaan ibadah Masjid Al-Aqsa, illegal settlement semakin merajalela, pergerakan rakyat Palestina dibatasi di tanah mereka sendiri," jelas Menlu Retno, Minggu sore (16/5/2021).

"Kita semua tidak boleh lupa bahwa Palestina adalah satu-satunya negara yang masih diduduki kekuatan kolonial di dunia ini. Semua penderitaan Palestina disebabkan Israel sebagai occupying power," tegasnya.

Menlu Retno berkata sudah ada 150 korban tewas akibat konflik antara Israel-Palestina. Korban itu termasuk wanita dan anak-anak. Menlu juga berkata kekerasan terjadi di bulan Ramadhan, sehingga terasa "lebih melukai lagi."

"Indonesia mengecam keras semua tindakan yang dilakukan oleh Israel," ucap Menlu Retno.

Lebih lanjut, Menlu Retno berkata Dewan Keamanan PBB akan melakukan pertemuan mengenai situasi di Palestina.

"Seruan kepada komunitas internasional, khususnya DK-PBB, untuk mengambil langkah konkret atas tindakan kekerasan dan pelanggaran hukum internasional. Dan bila DK PBB gagal, maka SMU PBB harus melakukan Pertemuan Darurat," ujar Menlu Retno.

Saksikan Video Pilihan Berikut:

2 dari 2 halaman

Masukan dari Indonesia

Pertemuan Menlu Retno Marsudi dan Menlu Iran Mohammad Javad Zarif. Dok: Senin (19/4/2021).

Menlu Retno berkata memberikan beberapa masukan pada pertemuan OKI untuk kepentingan Palestina. Pertama, ia meminta agar negara-negara OKI bisa kompak, sebab tanpa persatuan maka OKI tidak bisa menjadi penggerak. 

Selanjutnya, Menlu Retno meminta agar setiap anggota OKI mengerahkan kekuatannya masing-masing untuk membantu penyelesaian konflik di Palestina. 

"Saya menyerukan agar masing-masing negara OKI menggunakan pengaruhnya masing-masing, menggunakan pengaruh yang mereka miliki untuk mendorong gencatan senjata secepatnya. Dan semua tindakan kekerasan harus segera dihentikan," tegas Menlu Retno. 

Menlu Retno juga mendorong agar OKI lebih aktif melakukan negosiasi multilateral untuk meraih kesepakatan yang menguntungkan Palestina berdasarkan solusi dua negara.

"Persatuan negara OKI harus terus kita jaga untuk mendukung perjuangan Palestina. Together, we have to act now. Keadilan harus tercipta bagi rakyat Palestina," kata Menlu Retno.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya