Indef: Pemudik Berpotensi Jadi Beban Baru untuk Desa

Ketika desa menjadi kantong pengangguran, akan berdampak pada peningkatan angka kemiskinan di pedesaan.

oleh Andina Librianty diperbarui 16 Mei 2021, 13:00 WIB
Suasana di Desa Panyinangan Kecamatan Sukatani, Waduk Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat, (9/2). Petani merasa tidak berani untuk menabur benih ikan air tawar seperti bujaer, ikan mas dikarenakan curah hujan yang tinggi. (Merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah telah menetapkan larangan mudik Lebaran selama 6 - 17 Mei 2021. Kendati demikian, masih ada masyarakat yang memaksa untuk mudik ke kampung halaman.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira, mengatakan yang memaksa mudik sebagian adalah pekerja yang menjadi korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) atau tidak ada pendapatan di Jabodetabek. Sehingga memutuskan mudik ke desa.

"Kondisi ini menjadi beban baru bagi desa karena menanggung beban pengangguran kota," tutur Bhima kepada Liputan6.com pada Jumat (14/5/2021).

Ketika desa menjadi kantong pengangguran, ia menuturkan, akan berdampak pada peningkatan angka kemiskinan di desa. Hal ini akan berlangsung sampai produksi manufaktur mulai pulih, khususnya di kawasan industri sekitar Jabodetabek.

Jika sudah kembali pulih, pengangguran di desa mulai kembali migrasi ke kota. Namun, mereka akan bersaing dengan jutaan angkatan kerja baru.

"Itu pun harus bersaing dengan dua angkatan kerja baru," kata Bhima.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Industri Manufaktur Bakal Bangkit pada Kuartal II 2021

Implementasi TKDN akan memperkuat struktur manufaktur sehingga bisa mendongkrak daya saing industri sekaligus perekonomian nasional. (Dok Kemenperin)

Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, sebelumnya optimistis industri manufaktur akan tumbuh positif pada kuartal II 2021 dan seterusnya.

Pada kuartal I 2021, industri non migas tumbuh -0,71 persen, lebih kecil dibandingkan pertumbuhan ekonomi kuartal I yang mencapai -0,74 persen.

"Kami sangat optimis kuartal I ini merupakan kuartal terakhir bagi industri manufaktur yang akan tumbuh negatif," ungkap Agus beberapa waktu lalu.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya