3 Pernyataan Kemenkes Terkait Mutasi Covid-19 yang Diduga Dibawa WN India

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi mengatakan mutasi varian baru virus dari India 4542904 belum ditemukan di Indonesia.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Apr 2021, 08:56 WIB
Imigrasi mendeportasi WN India dari Bandara Soekarno-Hatta. (Liputan6.com/Pramita Tristiawati)

Liputan6.com, Jakarta Gelombang pandemi Covid-19 yang terjadi di India membuat berbagai negara menutup pintu untuk warga negara yang datang ke negaranya. Sebelumnya, masyarakat dibuat gempar dengan eksodus ratusan warga negara India yang datang ke Indonesia, Rabu, 21 April 2021 kemarin.

Dilaporkan ada sekitar 127 WN India yang tiba di Bandara Soekarno Hatta (Soetta) menggunakan pesawat Carter QZ9BB ex MMA. Kedatangan WN India ini sontak membuat khawatir masyarakat karena takut mutasi Covid-19 yang terjadi di sana dapat menyebar ke Indonesia. 

Kekhwatiran tersebut belakangan telah dijawab oleh Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi. Dia mengatakan mutasi varian baru virus dari India, belum ditemukan di Indonesia.

Hal ini sekaligus mengklarifikasi pernyataan Menteri Kesehatan Budi Gunadi yang sebelumnya menyatakan telah masuk varian baru Covid-19 ke Tanah Air. 

"Yang dimaksud Bapak Menteri itu 10 kasus B117 dari Inggris, bukan B1617 dari India. Kalau mutasi varian baru virus dari India, belum ditemukan di Indonesia," kata Nadia saat dihubungi merdeka.com, Selasa malam, 27 April kemarin.

Berikut sederet pernyataan Kemenkes terkait mutasi Covid-19 yang diduga dibawa WN India ke Indonesia:  

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 4 halaman

1. Mutasi Covid-19 B1617 dari India Belum Ditemukan

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi mengklarifikasi pernyataan Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin terkait penemuan kasus mutasi varian baru Covid-19 asal India.

Nadia menegaskan bahwa varian baru yang dimaksud Menkes yakni B117 asal Inggris, bukan B1617 dari India.

Sebelumnya, Menkes mengatakan bahwa telah ditemukan 10 kasus Covid-19 dari mutasi varian baru Virus Corona dari India

"Virus itu sudah masuk juga di Indonesia. Ada 10 orang yang sudah terkena, 6 diantaranya adalah imported cases, jadi masuk dari luar negeri. Sedangkan 4 diantaranya adalah transmisi lokal. 2 di Sumatera, 1 di Jawa Barat, dan 1 di Kalimantan Selatan," kata Menkes Budi saat konferensi pers yang disiarkan di Youtube Sekretariat Presiden, Senin, 26 April 2021. 

 

3 dari 4 halaman

2. Tengah Dilakukan Whole Genome Sequencing (WGS)

Lebih lanjut Nadia mengemukakan, bahwa pihaknya kini tengah melakukan 'whole genome sequencing' (pengurutan keseluruhan genom) dari sejumlah warga negara India yang terkonfirmasi positif Covid-19 lewat tes PCR yang dilakukan.

"Baru mungkin Jumat (30/4/2021) ya (hasilnya)," katanya seperti dikutip dari Antara, Selasa, 27 April 2021.

Pengurutan keseluruhan genom diteliti oleh Balitbangkes bekerja sama dengan 17 laboratorium di Indonesia.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan telah mengonfirmasikan sebanyak 12 dari total 127 warga negara India yang melakukan eksodus ke Indonesia, Rabu 21 April dinyatakan positif terjangkit Covid-19.

 

4 dari 4 halaman

3. Mengantisipasi Masuknya Varian Baru ke Indonesia

Menurut Siti, sejumlah pihak terkait di Indonesia tengah bersiap mengantisipasi masuknya varian baru COVID-19 dari sejumlah negara di antaranya B117 dari Inggris, B1351 dari Afrika Selatan, P1 dari Brazil serta varian mutasi ganda B1617 di India yang diperkirakan lebih berbahaya dan cepat menular.

Menurut Siti Nadia, kondisi ini memunculkan kekhawatiran akan terjadinya lonjakan kasus yang sangat tinggi secara global, sehingga mendorong pemerintah untuk lebih agresif mengantisipasi hal itu.

Sebelumnya Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan gelombang kasus di India dipengaruhi mutasi virus dan pelonggaran penegakan protokol kesehatan.

 

 

Syauyiid Alamsyah

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya