Upaya Pemerintah Seimbangkan Pemulihan Ekonomi dan Kesehatan Masyarakat

Pemulihan ekonomi sekaligus memperbaiki kondisi kesehatan masyarakat menjadi tantangan bagi pemerintah.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Apr 2021, 11:45 WIB
Suasana arus lalu lintas di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis (5/11/2020). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Indonesia pada kuartal III-2020 minus 3,49 persen, Indonesia dipastikan resesi karena pertumbuhan ekonomi dua kali mengalami minus. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara mengapresiasi kemitraan kolaborasi antara Indonesia dengan Asian Development Bank (ADB) yang telah terjalin dengan baik dan membuat banyak sekali kemajuan. Kerjasama multilateral seperti ini sangat diperlukan terutama dalam menghadapi pandemi Covid-19 saat ini.

“Saya memikirkan tentang situasi yang kita hadapi, semua upaya yang telah kita coba rancang dan terapkan, kemudian saya pikir di sana adalah satu gagasan penting yang menurut saya setiap negara memiliki perasaan yang sama bahwa selama pandemi ini, kami selalu berusaha menemukan keseimbangan yang tepat,” kata Wamenkeu secara daring dalam closing remarksnya pada Government of Indonesia (GOI)-Asian Development Bank (ADB) 2021 High-Level Policy Dialogue, ditulis Jumat (16/4).

Keseimbangan yang tepat dimaksud seperti antara memulihkan ekonomi sekaligus memperbaiki kondisi kesehatan masyarakat dan ini juga sekaligus menjadi tantangannya.

Sebab menurutnya tidaklah cukup hanya dengan memompa uang ke dalam sistem dan kemudian memastikan perlindungan sosial berjalan. Berjalannya kegiatan ekonomi juga perlu diatur agar tercapai keseimbangannya.

“Jadi saya pikir Anda bisa langsung melihat bahwa keseimbangan yang tepat adalah kunci pemulihan. Saya yakin ADB juga terlibat dengan banyak negara lain di Asia yang menjadi anggota dan non-anggota. Ini bukan hanya masalah negara yang sedang berkembang, bahkan negara-negara maju sedang berjuang untuk mencapai keseimbangan yang tepat antara ekonomi dan kesehatan,” ungkapnya.

Keseimbangan yang tepat juga diperlukan dalam membuat antara kebijakan fiskal dan moneter. Setiap negara sekarang mencoba menemukan keseimbangan yang tepat yang sesuai dengan perspektif mereka terhadap ekonomi mereka masing-masing. Beberapa negara akan melakukan kebijakan moneter dan terus berlanjut ke sektor bisnis.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Kebijakan Moneter

Pemandangan deretan gedung-gedung pencakar langit di Jakarta, Jumat (29/9). Pemerintah melalui Menteri Keuangan Sri Mulyani meyakinkan target pertumbuhan ekonomi tahun 2018 sebesar 5,4 persen tetap realistis. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Namun ada beberapa negara juga masih sangat berhati-hati karena kebijakan moneter mereka harus mengarah pada keuangan ke sektor fiskal. Terdapat pilihan dan setiap negara berusaha menemukan keseimbangan yang tepat yang sesuai dengan ekonomi mereka dan situasi sosial-ekonomi mereka.

“Jadi terima kasih banyak atas dukungan berkelanjutan dari ADB dan juga terima kasih banyak atas semua diskusi Anda, waktu Anda. Saya ingin menegaskan bahwa kita melanjutkan kemitraan, hubungan dan juga memastikan bahwa kita dapat keluar dari pandemi ini dengan sehat dan selamat serta melakukan reformasi,” pungkasnya.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya