Menhub Rapat Kesiapan Hadapi Lonjakan Kontainer di Tanjung Priok, Ini Hasilnya

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menggelar rapat kesiapan menghadapi peningkatan arus lalu lintas kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok

oleh Athika Rahma diperbarui 15 Apr 2021, 17:45 WIB
Menhub Budi Karya Sumadi melakukan kunjungan kerja ke New Priok Container Terminal (NPCT) 1 di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis, 15 April 2021. Liputan6.com/Athika Rahma

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menggelar rapat kesiapan menghadapi peningkatan arus lalu lintas kontainer di New Priok Container Terminal (NPCT) 1 di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (15/4/2021).

Rapat tersebut dihadiri oleh beberapa pemangku kepentingan seperti Direktur Utama Pelindo II Arif Suhartoni. Menhub sendiri didampingi oleh Juru Bicara Menhub Adita Irawati.

Dari rapat tersebut dihasilkan beberapa kesimpulan dan keputusan dalam penanganan kepadatan arus lalu lintas di Pelabuhan Tanjung Priok dan pencegahannya.

"Ada 2 hal yang harus dilakukan dengan kolaborasi. Yang ada di pelabuhan, yang mana ada ketimpangan antara pelabuhan 1, 2 dan 3, disepakati kalau pelabuhan terjadi penumpukan kontainer, maka wajib didivert ke pelabuhan lain," jelas Menhub di NPCT 1.

Kemudian, penegakan Standard Operational Procedure (SOP) dan penerapan digitalisasi menjadi hal penting dalam mengatur lalu lintas di jalur ini. "Saya tugaskan otoritas pelabuhan dan Pelindo II untuk ini," katanya.

Lalu untuk di luar pelabuhan Menhub meminta adanya penertiban perusahaan yang beroperasi bukan di zonasinya.

"Untuk itu, kami kirim surat ke Gubernur DKI Jakarta (Anies Baswedan). Satu, bagi perusahaan tersebut secara selektif mereka memiliki lahan yg salah zonasinya, kita anjurkan mereka operasikan di daerah industri," katanya.

Lalu kedua, penegakan hukum yang tegas atau law enforcement harus dilakukan terhadap mereka yang melanggar.

Menhub juga meminta adanya koordinasi antar pemilik barang terkait arus lalu lintas tersebut. "Sehingga truk yang masuk membawa barang dan yang pulang bawa barang," katanya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Tekan Ongkos Logistik, Menhub Minta 4 Dermaga di Pelabuhan Badas NTB Disatukan

Kunjungan Menhub Budi Karya SUmadi ke Pelabuhan Badas yang berada di Kota Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat (NTB) (dok: BKIP)

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi meminta pengelolaan empat dermaga di Pelabuhan Badas yang berada di Kota Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat (NTB) disatukan. Menurut dia, hal itu perlu dilakukan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi pelabuhan tersebut.

Dikatakan Menhub Budi Karya, saat ini Pelabuhan Badas memiliki empat dermaga yang dikelola oleh dua pihak, yakni Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub dan PT Pelindo III.

"Saat ini di Pelabuhan Badas dermaganya ada yang dimiliki KSOP dan ada yang dimiliki PT Pelindo III. Untuk itu ke depan saya minta disatukan, supaya tidak ada rivalitas harga. Jadi ke depan hanya satu harga, dan kemudian pemerintah yang mendapat PNBP saja," kata dia dalam keterangan tertulis, Sabtu (10/4/2021).

Lebih lanjut, Menhub Budi mengungkapkan, setelah pengelolaan dermaga disatukan, ia meminta kepada PT Pelindo III untuk membuat kontainer di Pelabuhan Badas agar proses bongkar muat menjadi cepat.

Dia menilai, langkah tersebut bukan bermaksud menghilangkan Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM), namun untuk mempercepat proses bongkar muat di pelabuhan.

"Jika bongkar muat berlangsung cepat, maka ongkos logistik bisa turun. Karena produktivitas kapal yang tadinya menunggu lima hari, bisa dipersingkat menjadi dua hari atau bahkan bisa satu hari," imbuhnya.

"Dengan adanya kontainer, jagung yang merupakan komoditas utama Sumbawa Besar bisa menjadi lebih higienis dan tidak perlu dipilah-pilah lagi karena bercampur dengan batu," pungkas Menhub Budi Karya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya