Pekan Depan, RS Hasan Sadikin Bakal Operasi Pemisahan Bayi Kembar Siam Soreang

Tim dokter dari Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung akan melaksanakan operasi pemisahan bayi kembar siam dempet di organ liver asal Soreang, Kabupaten Bandung.

oleh Arie Nugraha diperbarui 31 Mar 2021, 07:00 WIB
Sumber: Freepik

Liputan6.com, Bandung - Tim dokter dari Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung akan melaksanakan operasi pemisahan bayi kembar siam dempet di organ liver asal Soreang, Kabupaten Bandung. Tindakan operasi itu dilakukan pada pekan depan (7/4/2021).

Menurut ketua tim dokter pemisahan bayi kembar siam dempet di organ liver RSHS Bandung, Dikki Drajat Kusmayadi, setelah melakukan pemeriksaan intensif menyeluruh diketahui terdapat pembuluh darah yang menyilang. Dikki mengatakan secara kasat mata, bayi kembar siam itu dempet di bagian perut.

"Namanya bayi kembar siam Hasna dan Husna, saat ini berumur 8 bulan. Kemudian berat badan terakhir antara 9,8 - 10 Kilogram. Kondisi yang dempet adalah bagian perut, istilahnya kembar siam ganfalopagus," ujar Dikki ditulis Bandung, Selasa, 30 Maret 2021.

Dikki menerangkan hasil lainnya usai pemeriksaan yaitu tidak ada lagi organ lain selain liver yang menempel. Namun, Dikki menyebutkan kondisi yang rumit adalah penyilangan pembuluh darah yang menyilang dari satu liver ke liver lainnya.

 

2 dari 2 halaman

Tak Ditemukan Kondisi Rumit

Dikki mengaku meski terdapat kerumitan soal penyilangan pembuluh darah yang menyilang antar liver ini, tidak ditemukan kondisi yang rumit lainnya. Pada awalnya ditemukan lubang kecil di organ serupa.

"Berdasarkan pemeriksaan echocardiograph ditemukan lubang. Istilah medisnya PDA (patent ductus arteriosus) yang kecil. Pada pemeriksaan terakhir minggu lalu, keduanya sudah menutup. Mudah - mudahan tidak ada masalah yang lain, " kata Dikki.

PDA adalah suatu kelainan jantung bawaan yang biasanya dialami oleh bayi dengan kelahiran prematur. Kondisi ini terjadi ketika ductus arteriosus tetap terbuka setelah bayi lahir.

Bila dibiarkan tidak tertangani, PDA dapat memicu hipertensi, pulmonal, aritmia dan gagal jantung. Hingga saat ini belum diketahui secara pasti penyebab PDA. (Arie Nugraha)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya