Singapura Belum Beri Izin Penggunaan Vaksin COVID-19 Buatan Sinovac

200 ribu vaksin Sinovac menganggur di Singapura. Pasalnya, pemerintah belum memberikan izin.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 25 Mar 2021, 12:33 WIB
Seorang pengunjung, yang mengenakan masker pelindung di tengah kekhawatiran tentang penyebaran Virus Corona COVID-19, berjalan di sepanjang Merlion Park di Singapura pada 17 Februari 2020. (Roslan RAHMAN / AFP)

Liputan6.com, Singapura - Vaksin COVID-19 buatan Sinovac masih menganggur di Singapura. Pemerintah tidak kunjung memberikan izin vaksinasi karena datanya belum lengkap. 

Singapura sudah kedatangan vaksin Sinovac pada Februari 2021. The Washington Post menyebut kedatangan Sinovac tidak mendapat sambutan meriah.

Sinovac juga belum menyerahkan data sesuai aturan di Singapura, sehingga pemerintah tidak mau berkompromi. Singapura kini menyuntik dengan Pfizer dan Moderna.

Direktur layanan kesehatan Kementerian Kesehatan Singapura, Prof. Kenneth Mak, menyebut dua vaksin itu sudah dapat persetujuan dari Health Sciences Authority (HSA) bahkan sebelum tiba.

"Kebetulan bagi vaksin Pfizer dan Moderna, datanya diserahkan dengan tepat waktu, dan itu membuat HSA dapat memberikan persetujuan ... sebelum vaksin-vaksinnya tiba di pantai kita," ujar Prof. Kenneth Mak, seperti dilaporkan yahoo! finance, Kamis (25/3/2021).

Hingga kini, Sinovac masih belum menyerahkan data evaluasi kepada Singapura. Sementara, WHO juga belum meloloskan Sinovac.

Berdasarkan informasi terbaru dari WHO pada 23 Maret 2021, Sinovac akhirnya sudah melengkapi dokumen yang diperlukan. Kemungkinan vaksin ini mendapat izin pada April mendatang.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Tak Dukung Vaksin COVID-19 Sinovac, Klinik Hong Kong Kena Sanksi

Antrean orang-orang di luar pusat vaksinasi untuk BioNTech di Hong Kong pada Rabu (24/3/2021). Hong Kong untuk sementara menangguhkan penggunaan vaksinasi corona Covid-19 Pfizer/BioNTech karena laporan kerusakan pada pengemasan botol vaksin. (AP Photo/Vincent Yu)

Sementara itu, otoritas kesehatan Hong Kong menghukum klinik yang dianggap tidak mengutamakan vaksin COVID-19 buatan Sinovac. Klinik itu dilaporkan lebih merekomendasi Pfizer.

Akibatnya, klinik swasta itu dicoret dari daftar program vaksinasi dan tak bisa lagi menyalurkan vaksin. 

Dilaporkan Hong Kong Free Press, Kamis (25/3/2021), klinik itu menulis pengumuman "Saran: jangan ambil Sinovac, pilih BioNTech", sembari menambahkan bahwa salah satu dokter di klinik itu juga menggunakan Sinovac.

Pada sebuah foto yang viral, klinik tersebut juga membandingkan efikasi Sinovac dan Pfizer. Seperti diketahui, efikasi Pfizer jauh melewati Sinovac, dan Sinovac belum mendapat izin WHO.

Koran Ta Kung Pau menyebut pemerintah China di Hong Kong beranggapan bahwa klinik itu mencoreng nama baik vaksin Sinovac.

Sekitar 403 ribu warga Hong Kong sudah mendapat dosis pertama vaksin COVID-19. 250 ribu orang mendapat Sinovac, sementara sisanya memilih Pfizer. Jumlah peminat Pfizer relatif tinggi, meski vaksin itu mendapat izin belakangan di Hong Kong.

3 dari 3 halaman

Infografis Vaksin COVID-19:

Infografis Benarkah Sudah Divaksin Masih Bisa Kena Covid-19? (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya