Menkes: Peningkatan Biaya Kesehatan Global Jauh Lebih Besar Daripada Pertumbuhan Ekonomi

Menkes juga mengatakan, peningkatan biaya kesehatan tidak menjamin bahwa kualitas kesehatan masyarakat juga akan meningkat

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 19 Mar 2021, 08:00 WIB
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin meninjau Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, Denpasar dalam kunjungan kerja di Pulau Dewata, Minggu, 28 Februari 2021. (Dok Kementerian Kesehatan RI)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa semakin tingginya biaya kesehatan yang dikeluarkan masyarakat atau suatu negara, tidak menjamin kualitas kesehatan rakyat berarti semakin baik.

Dalam Rapat Kerja Bersama Komisi IX DPR RI pada Rabu (17/3/2021), Menkes Budi Gunadi mengatakan bahwa dalam 20 tahun terakhir, secara global, pertumbuhan biaya kesehatan di hampir semua negara lebih besar daripada pertumbuhan ekonomi.

"Hal ini akan sangat mempersulit untuk menjaga kesinambungan sistem pembayaran kesehatan kita," kata Budi. "Kalau begini terjadi terus menerus, ada suatu saat, dimana tidak akan cukup anggaran yang ada, untuk membiayai layanan kesehatan yang kita janjikan."

Budi menerangkan, peningkatan biaya layanan kesehatan per kapita, belum tentu efektif untuk meningkatkan kualitas kesehatan yang tercermin dalam angka harapan hidup atau life expectancy rata-rata.

"Banyak negara-negara maju seperti Amerika Serikat, yang biaya kesehatan per orang per tahunnya sekitar 12 ribu dolar, life expectancy-nya 79 tahun," kata Budi Gunadi.

"Kalau kita lihat negara lain seperti Jepang, biaya kesehatan per kapitanya mungkin di bawah 5 ribu dolar, jauh di bawah yang dikeluarkan oleh penduduk di Amerika, tapi life expectancy-nya di atas Amerika yaitu 84 tahun."

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini

2 dari 3 halaman

Biaya Belum Tentu Sebanding Kualitas Kesehatan

Suasana pelayanan BPJS Kesehatan di Jakarta, Rabu (28/8/2019). Menkeu Sri Mulyani mengusulkan iuran peserta kelas I BPJS Kesehatan naik 2 kali lipat yang semula Rp 80.000 jadi Rp 160.000 per bulan untuk JKN kelas II naik dari Rp 51.000 menjadi Rp110.000 per bulan. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Menurut Budi, dari perbandingan dua negara tersebut, dapat dilihat jika uang yang dikeluarkan masyarakat dan pemerintah di AS, belum efektif dalam meningkatkan kualitas hidup atau kesehatan.

"Karena ada negara lain yang jauh lebih efektif mengeluarkan biaya kesehatan, dan terbukti sudah jauh lebih sehat dan lebih panjang umurnya," ujar Budi.

Budi mengungkapkan, jika dibandingkan Kuba yang memiliki biaya kesehatan per kapita di bawah seribu dolar per tahun, AS memiliki angka harapan hidup yang sama dengan negara tersebut.

"Banyak negara mulai melakukan kajian bahwa perlu ada standar produktivitas, efektivitas layanan kesehatan, agar tidak terus menerus jauh tumbuh di atas pertumbuhan ekonomi, tanpa memberikan produktivitas atau target spesifik, yang menunjukkan bahwa uang yang kita spending membuat rakyat hidup lebih sehat."

"Jadi artinya bukan mengobati yang sakit, tetapi membangun orang yang sehat," pungkas Budi Gunadi.

3 dari 3 halaman

Infografis Tarik Ulur Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan

Infografis Tarik Ulur Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya