Demonstrasi Tolak Kudeta Myanmar Masih Terjadi dan Kian Meluas

Warga Myanmar masih menggelar aksi unjuk rasa untuk menentang kudeta militer Myanmar.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 12 Mar 2021, 14:36 WIB
Pengunjuk rasa anti-kudeta berbaris dengan perisai darurat selama demonstrasi di Mandalay, Myanmar, pada 12 Maret 2021. (Foto AP)

Liputan6.com, Yangon - Aktivis Myanmar mengadakan lebih banyak aksi unjuk rasa pada Jumat (12/3/2021). Aksi itu sehari setelah kelompok hak asasi mengatakan pasukan keamanan menewaskan 12 pengunjuk rasa dan ketika pengacara pemimpin yang digulingkan Aung San Suu Kyi mengejek tuduhan suap baru terhadapnya.

Protes terjadi di Yangon, kota terbesar Myanmar, dan meluas ke beberapa kota lain, menurut foto yang diposting di media sosial oleh saksi dan organisasi berita lokal, seperti dilansir Channel News Asia, Jumat (12/3/2021). Tidak ada laporan kekerasan yang terjadi dalam aksi ini.

Myanmar berada dalam krisis sejak tentara menggulingkan pemerintahan terpilih Aung San Suu Kyi dalam kudeta 1 Februari, menahannya dan pejabat partai Liga Nasional untuk Demokrasi dan membentuk junta junta yang berkuasa.

Juru bicara Junta Militer, Brigadir Jenderal Zaw Min Tun, mengatakan pada hari Kamis Suu Kyi telah menerima pembayaran ilegal senilai US $ 600.000, serta emas, saat berada di pemerintahan, menurut pengaduan oleh Phyo Mien Thein, mantan menteri utama Yangon.

Menambahkan tuduhan korupsi ke tuduhan terhadap Aung San Suu Kyi bisa berarti dia menghadapi hukuman yang lebih berat. Dia saat ini menghadapi empat dakwaan yang relatif kecil - termasuk mengimpor enam radio walkie talkie secara ilegal dan melanggar pembatasan Virus Corona COVID-19.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

2 dari 2 halaman

8 Orang Tewas

Para narapidana berada di atas truk saat pemberian amnesti yang menandai peringatan 74 tahun Hari Persatuan Myanmar di penjara Insein di Yangon, Myanmar(12/2/2021). Pemberian amnesti tersebut dilakukan saat Myanmar ramai mengenai penangkapan pemimpin sipil Myanmar, Aung San Suu Kyi. (AP Photo)

Di antara yang tewas adalah delapan orang tewas di pusat kota Myaing ketika pasukan keamanan menembaki protes, kata Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP).

Di kota terbesar Myanmar, Yangon, pengunjuk rasa Chit Min Thu tewas di distrik North Dagon. Istrinya, Aye Myat Thu, mengatakan kepada Reuters bahwa dia bersikeras untuk bergabung dalam protes meskipun dia memintanya untuk tinggal di rumah demi putra mereka.

Aksi nyala lilin oleh pengunjuk rasa yang melanggar jam malam telah terjadi lebih sering dalam beberapa pekan terakhir.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya