Kolombia Jadi Negara Pertama di Amerika Terima Vaksin COVID-19 via COVAX

Kolombia telah menerima vaksin COVID-19 melalui COVAX yang didukung PBB.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 02 Mar 2021, 12:00 WIB
Perancang berdiri di dalam salah satu Unit Isolasi Epidemiologi Portabel selama presentasi media, di Bogota, Kolombia, Selasa (16/2/2021). Unit isolasi portabel ini bisa digunakan di daerah yang tidak ada rumah sakit terdekat atau rumah sakit yang kewalahan pasien. (AP Photo/Fernando Vergara)

Liputan6.com, Bogota - Kolombia menjadi negara pertama di Amerika yang menerima pengiriman vaksin virus corona melalui program COVAX yang didukung Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Negara tersebut telah menerima 117.000 dosis vaksin Pfizer-BioNTech pada hari Senin (1/3).

Kedatangan kiriman di ibu kota, Bogota, terjadi beberapa hari setelah peringatan kasus COVID-19 pertama di Amerika Latin.

Kolombia telah menjadi salah satu negara yang paling terpukul di kawasan itu, mencatat lebih dari 2,25 juta kasus COVID-19 dan hampir 60.000 kematian terkait virus corona, sebagaimana dikutip dari laman Al Jazeera, Selasa (2/3/2021).

"Hari ini menandai tonggak yang sangat penting, hari ini COVAX melakukan pengiriman pertamanya di Belahan Barat, dan negara pertama yang menerimanya adalah Kolombia," kata Presiden Ivan Duque dalam sebuah pernyataan.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Simak Video Menarik Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

COVAX

Petugas medis menunjukkan jarum suntik dan vaksin Covid-19 di Puskesmas Cengkareng, Jakarta Barat, Selasa (9/2/2021). Kementerian Kesehatan memulai vaksinasi Sinovac untuk tenaga kesehatan di atas 60 tahun setelah BPOM mengeluarkan izin penggunaan vaksin untuk lansia. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

COVAX, Fasilitas Akses Global Vaksin COVID-19, bertujuan untuk memastikan bahwa orang-orang yang paling rentan di dunia diinokulasi dan bahwa negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah memiliki akses yang adil ke vaksin. 

Tetapi inisiatif tersebut telah terhambat oleh pasokan global dosis dan masalah logistik yang sangat terbatas. 

Meskipun bertujuan untuk menghasilkan dua miliar vaksinasi tahun ini, saat ini mereka hanya memiliki perjanjian yang mengikat secara hukum untuk beberapa ratus juta suntikan.

"Kedatangan itu berarti lebih banyak petugas kesehatan dan populasi berisiko tinggi dapat mulai divaksinasi," kata Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam sebuah pernyataan.

“Pandemi COVID-19 hanya dapat berakhir jika vaksinasi dilakukan secara adil, dan saya sangat senang melihat dosis vaksin di Amerika Selatan dan wilayah lain mulai diluncurkan minggu ini melalui COVAX.”

Organisasi Kesehatan Pan Amerika (PAHO) mengatakan mereka mengharapkan untuk meningkatkan akses vaksin di Amerika Latin melalui COVAX dan telah mengumumkan rencana untuk membawa sekitar 280 juta vaksin ke Amerika dan Karibia pada akhir tahun ini.

Organisasi tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Senin bahwa 36 negara di kawasan itu akan menerima vaksin Pfizer-BioNTech dan AstraZeneca melalui inisiatif tersebut.

Dari jumlah tersebut, 26 di antaranya akan melakukannya melalui dana mereka sendiri sementara 10 akan menerima vaksin secara gratis.

Peru, El Salvador, dan Bolivia diperkirakan akan menerima vaksin Pfizer-BioNTech sebagai bagian dari "gelombang pertama" pengiriman COVAX, kata PAHO dalam pernyataannya.

Kolombia memulai kampanye vaksinasi COVID-19 bulan lalu.

Pemerintah mengatakan akan memvaksinasi 35 juta orang tahun ini, termasuk ratusan ribu migran dan pengungsi Venezuela yang saat ini tinggal di negara itu.

3 dari 3 halaman

Infografis Vaksin COVID-19:

Infografis Vaksin Sinovac Boleh Digunakan dan Halal. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya