Produksi Beras di Awal 2021 Meningkat, Berkah Curah Hujan Tahun Lalu

Curah hujan 2020 berdampak positif sehingga meningkatkan luas panen beras sepanjang Januari-April 2021.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Mar 2021, 16:10 WIB
Warga saat antre membeli beras di Pasar Induk Cipinang, Jakarta, Rabu (18/3/2020). Kabareskrim Polri Irjen Listyo Sigit memastikan stok sembako, seperti beras dan gula, untuk wilayah Jakarta cukup sampai dua bulan ke depan. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan produksi beras pada Januari-April 2021 akan mengalami kenaikan. Hal tersebut didukung oleh naiknya produksi gabah karena luas panen yang berpotensi mengalami kenaikan dari tahun lalu.

Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan, luas panen padi pada empat bulan pertama 2021 ini diperkirakan mencapai 4,86 juta hektare (ha). Luas tersebut naik 26,53 persen dari capaian luas panen Januari-April 2020 yang sebesar 3,84 juta ha.

"Curah hujan 2020 berdampak positif sehingga meningkatkan luas panen sepanjang Januari-April 2021. Pola ini mendekati pola tahun 2019," kata Suhariyanto dalam rilis BPS, di Kantornya, Jakarta Senin (1/3/2021).

Dari potensi kenaikan luas panen itu, setidaknya diproyeksikan kenaikan produksi gabah kering giling (GKG) sebesar 26,68 persen dari 19,99 juta ton tahun lalu menjadi 25,37 ton tahun ini. Sementara produksi beras bisa mencapai 14,54 juta ton. Angka itu naik 26,84 persen dari produksi Januari-April 2020 sebesar 11,46 juta ton.

Meski demikian, proyeksi itu bisa meleset. Tak hanya secara kumulatif namun juga bulanan. Angka luas panen, produksi GKG dan beras bisa berubah tergantung dari kondisi cuaca yang dihadapi.

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Waspada Cuaca Buruk

Beras dijual di pasar induk cipinang, Jakarta, Kamis (13/12). Direktur Pasar Induk Beras Cipinang Arief Prasetyo Adi memastikan, ketersediaan stok beras di pasar masih dalam kategori aman jelang Natal 2018 dan Tahun Baru 2019. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dia juga meminta pemerintah untuk tetap mewaspadai cuaca buruk hingga banjir yang terjadi di beberapa wilayah. Menurutnya, hal tersebut bisa mengakibatkan gagal panen pada periode tersebut.

“Semoga betul-betul terealisasi. Waspadai curah hujan tinggi jadi ancaman gagal panen, kita lihat banjir di beberapa daerah Jateng, Jabar, juga Kalsel,” kata dia

"Kita berharap cuaca berpihak kepada kita sehingga potensi ini menjadi realisasi dan produksi padi terjaga, harga stabil," sambung Suhariyanto.

Dia menjelaskan, penghitungan potensi produksi tersebut juga menggunakan metode Kerangka Sampel Area (KSA) yang sudah disusun sejak 2018 oleh enam kementerian dan lembaga pemerintah. Adapun metode pengamatan dilakukan oleh petugas pada minggu terakhir setiap bulannya. Jumlah lokasi pengamatan mencapai 227.790 titik.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya