Uniknya Tanbo Art, Seni Melukis Sawah ala Warga Jepang

Bukan di kertas atau kanvas, para petani Inakadate di prefektur Aomori, Jepang ini membuat lukisan di atas petak sawah.

oleh Ulya Kaltsum diperbarui 04 Feb 2021, 21:03 WIB
Sumber: Instagram/exploreandjapon

Liputan6.com, Jakarta Jepang memang terkenal sebagai negeri yang memiliki banyak keunikan. Mulai dari tradisi geisha hingga kintsugi alias seni menambal keramik dengan emas. Ya, memang ada banyak hal menakjubkan di negeri Sakura ini yang membuat orang berdecak kagum. Tak terkecuali Tanbo Art.

Tanbo Art merupakan seni menanam berbagai jenis padi mengikuti pola tertentu sehingga petak sawah terlihat seperti lukisan dari kejauhan. Bukan menggunakan kanvas atau kertas, para seniman ini justru memanfaatkan sawah yang luas sebagai medianya.

Para petani di desa Inakadate di prefektur Aomori, Jepang, sejak tahun 1993 telah mencampurkan berbagai jenis padi untuk menciptakan karya seni berskala besar. Hal tersebut bahkan masih bertahan hingga saat ini.

Saksikan Video Pilihan Di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Mereka Pernah Melukis Monalisa hingga Marilyn Monroe

Sumber: Instagram/japanfiber

Untuk menciptakan sebuah lukisan yang menarik, para petani menanam padi dengan warna yang berbeda setiap tahunnya. Secara bertahap, para petani Inakadate mulai menggunakan pola yang jauh lebih rumit karena semakin terampil.

Karya unik tersebut lantas mengundang turis dari berbagai negara. Terdapat sebanyak 340 ribu turis yang mengunjungi Tanbo Art Inakadate pada tahun 2016. Para pengunjung melihat lukisan sawah itu melalui menara setinggi 22 meter yang sengaja dibuat oleh penduduk setempat.  

Beberapa lukisan pernah mereka buat dari karya seni klasik, seperti Monalisa, Napoleon, Marilyn Monroe hingga beberapa ikon bersejarah Jepang lainnya. Ratusan orang bekerja sama menjadi sukarelawan untuk menciptakan karya besar tersebut.  

Mulanya, relawan akan menanam beras yang telah direkayasa sesuai desain yang dicampur dengan butiran padi berwarna lainnya. Mereka menggunakan Tsugaru Roman yang merupakan padi lokal Inakadate dengan warna hijau, Yukiasobi dan Beniasobi untuk warna putih dan merah.

3 dari 3 halaman

Sepi Pengunjung Akibat Pandemi Covid-19

Sumber: Instagram/japanfiber

Biasanya, para wisatawan dapat mengikuti seluruh proses tradisional dari penanaman hingga waktu panen tiba. Sayangnya, pandemi Covid-19 sangat berdampak besar bagi industri pariwisata ini. Hal itu membuat tidak adanya kepastian apakah desa Inakadate akan menjadi tuan rumah acara seni tahun ini atau tidak.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya