Ikut Rayakan Harlah NU, Baitul Muslimin: Bukti PDIP Jadi Rumah Kebangsaan

Dalam tubuh PDIP, anak-anak muda Muhammadiyah dan NU sangat solid dan kokoh dalam menjalin persaudaraan sesama muslim.

oleh Fachrur Rozie diperbarui 31 Jan 2021, 12:50 WIB
Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siradj (ketiga kanan) dan Ketua Umum PP Muhammadiyah H. Haedar Nashir (kedua kiri) memberi keterangan saat silaturahim keluarga besar NU dan Muhammadiyah di kantor PBNU, Jakarta, Jumat (23/3). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Nahdlatul Ulama (NU) sebagai salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia akan memasuki usia ke-95 tahun pada Minggu, 31 Januari 2021 besok. PDIP sebagai partai nasionalis akan turut memperingati milad NU tersebut.

Ketua PP Baitul Muslimin Indonesia Yayan Sopyani Al Hadi mengatakan, perayaan Harlah NU oleh PDIP bukti bahwa parpol pimpinan Megawati Soekarnoputri itu merupakan rumah kebangsaan.

"Di hari kelahiran Nahdlatul Ulama (NU), sebagai anak Muhammadiyah, kami bangga dan sangat mengapresiasi PDIP yang menyelenggarakan Harlah NU yang ke-95. Ini wujud dan bukti betapa PDIP benar-benar menjadi rumah nusantara yang berkemajuan," kata Yayan dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (30/1/2021).

Yayan yang juga Ketua Kornas Forum Keluarga Alumni Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) ini juga turut mengucapkan selamat kepada NU di hari kelahirannya. Dia berharap NU tetap istikamah merawat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Sebagai anak-anak muda Muhammadiyah yang ada di PDIP, kami mengucapkan selamat hari lahir NU yang ke-95. Semoga tetap istikamah dalam menyebarkan ahlu sunnah dan dalam merawat NKRI," kata Yayan.

Menurutnya, dalam riset seorang Indonesianis Clifford Geertz di era Belanda, masyarakat digambarkan terbelah dalam kelompok santri, priyayi, dan abangan. Saat ini, kelompok sosial tersebut masih tercermin dalam peta politik Indonesia modern antara kelompok agama dan kelompok nasionalis.

Dua kelompok sosial ini, lanjut Yayan seringkali dibenturkan, bukan direkatkan sebagai dua elemen kekuatan bangsa Indonesia.

"Beruntung ada PDIP yang mewarisi semangat gotong-royong dan ruh persatuan dari Bung Karno yang berkobar-kobar. PDIP mewujud sebagai rumah Nusantara bagi kelompok agama dan nasionalis," katanya. 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Di Tubuh PDIP, Anak Muda NU Solid

Di PDIP, menurut Yayan, seorang yang memegang teguh agama sesuai dengan keyakinannya, ia juga seorang nasionalis sejati. Sebaliknya, nasionalis sejati yang tumbuh subur di lahan ideologis PDIP adalah mereka yang memegang teguh agamanya dengan kokoh.

"Termasuk di dalamnya itu adalah kami anak-anak muda Muhammadiyah dan NU. Kami adalah seorang muslim dan juga seorang nasionalis," kata dia.

Lebih lanjut, Yayan menegaskan, di dalam tubuh PDIP, anak-anak muda Muhammadiyah dan NU sangat solid dan kokoh dalam menjalin persaudaraan sesama muslim, persaudaraan sesama anak bangsa, dan persaudaraan umat manusia.

"Kami bersyukur, besar dan dibesarkan PDIP. Lebih-lebih kami bersyukur, PDIP sangat komitmen, konsisten dan teguh-kokoh dalam merawat kebhinekaan dan keragaman dalam bingkai Darul Ahdi Wa Syahadah (sesuai konsensus bersama, menjunjung tinggi kebhinekaan)," kata Yayan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya