3 Kebiasaan Ortu yang Bikin Anak Tak Mandiri

Berikut beberapa hal yang membuat anak malah jadi tidak mandiri.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Jan 2021, 07:00 WIB
Ilustrasi anak bermain sambil belajar | pexels.com/@tatianasyrikova

Liputan6.com, Jakarta Sebagian besar orangtua tentu mendoakan agar anak bakal mandiri. Namun, sifat protektif orangtua malah membuat anak jadi sulit mengembangkan kemandiriannya.

Sebenarnya orangtua sudah bisa mengajarkan kemandirian dan keberanian sejak usia balita. Namun, beberapa hal ini malah membuat anak sulit mandiri. Apa saja?

1. Selalu dekat anak saat bermain

Ketika anak cukup besar untuk mendengarkan dan mengikuti aturan, ketahuilah bahwa tidak apa-apa bermain di luar, menjadi kotor, menikmati kebebasan. Kita bisa mengajari mereka batasan dan mengawasi mereka dari jauh.

Anak tidak akan pernah belajar bagaimana mengikuti aturan dengan kesadarannya jika kita tidak pernah memberi mereka aturan untuk diikuti. Jadi biarkan anak bermain sendiri, tak perlu berada di dekatnya untuk memberi peringatan. Cukup awasi saja dari jauh.

2. Mengontrol ketat aktivitasnya

Anak memiliki kesukaan dan minatnya sendiri, hindari merasa paling tahu dan berhak mengatur aktivitas dan kegiatan anak. Coba dengarkan mereka, apa yang ingin dilakukan dan dikerjakan.

Mengatur semua kegiatan anak hingga hal terkecil akan membuat kemandiriannya tak berkembang. Ketika anak-anak bertambah usia dan dewasa menghadapi kehidupan nyata, pekerjaan, atau kuliah, mereka bisa 'tersesat'.

 

Saksikan Juga Video Menarik Berikut

2 dari 2 halaman

3. Membatasi Ide Anak

ilustrasi anak bermain/Photo by Tanaphong Toochinda on Unsplash

 

Beberapa anak butuh didorong untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Hindari berbicara atas nama anak di banyak kondisi, latih mereka bicara sendiri meskipun terbata-bata.

Saat kita memberdayakan anak-anak kita untuk berbicara, itu memberi mereka kepercayaan diri untuk menetapkan batasan yang akan menjadi penting saat mereka tumbuh dewasa. Jika anak mendapat masalah di sekolah, biarkan guru yang menanganinya kecuali pihak sekolah memanggil orangtua.

 

Penulis: Mutia Nugraheni/Dream.co.id

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya