Kasus Covid-19 Masih Tinggi, Sekolah Tatap Muka di Surabaya Batal

Kepala Dispendik Jatim Supomo mengungkapkan, sampai saat ini masih terjadi lonjakan kasus virus corona atau COVID-19 yang tinggi di Surabaya.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 06 Jan 2021, 21:14 WIB
Sejumlah murid memasuki sekolah SD Negeri 6, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (4/8/2020). Pemerintah setempat memberikan izin kepada enam sekolah untuk melakukan uji coba pembelajaran tatap muka selama satu bulan. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Surabaya - Rencana sekolah tatap muka untuk jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) batal dibuka di Kota Surabaya. Hal tersebut dikarenakan masih tingginya angka kasus positif COVID-19 di Kota Pahlawan.

Kepala Dispendik Jatim Supomo mengungkapkan, sampai saat ini masih terjadi lonjakan kasus virus corona atau COVID-19 yang tinggi di Surabaya. Di sisi lain, banyak siswa yang pada saat liburan Natal 2020 dan Tahun Baru 2021 ternyata tetap menjalani liburan.

"Memang kita tunda karena setelah kita melihat bahwa ketika liburan banyak yang liburan. Kita lakukan evaluasi, nanti kita akan lakukan rapat kordinasi dengan para pakar dan lembaga berkompeten terkait itu agar keputusan pembelajaran ke depan yang paling tepat, agar tidak membuat klaster baru," kata Supomo usai meninjau simulasi sekolah tatap muka di SMPN 1 Surabaya, Rabu (6/1/2021).

Selain itu, lanjut Supomo, masih banyak para wali murid yang tidak memberikan persetujuan untuk sekolah tatap muka.

"Dalam SKB empat menteri, sekolah tatap muka berjalan apabila wali murid memberi izin, ada persetujuan komite sekolah, persetujuan kepala sekolah, dan terakhir persetujuan kepala daerah. Nah, sampai saat ini yang beri izin, khususnya wali murid belum belum banyak yang memberi persetujuan," ujarnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Siswa Kecewa

Selila Florial Nurul Iman, siswa kelas tiga SMPN 1 Surabaya, mengaku kecewa dengan keputusan pembatalan sekolah tatap muka. Pasalnya, pembelajaran dari yang dilakukan sebelumnya dirasa tidak efektif.

"Saya kurang seneng karena selama ini nunggu sekolah tatap muka. Semoga aja segera diberlakukan lagi sekolah tatap muka karena sekolah daring kurang efektif, saya juga kurang jelas, kadang kendala sinyal juga," ucap Selila.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya