Mi Instan Indonesia Dijadikan Penyebab Angka Kehamilan Remaja di Ghana Naik

Barang-barang yang dijanjikan oleh para pria di Ghana termasuk mi instan, pulsa seluler, dan uang.

oleh Henry diperbarui 30 Des 2020, 15:03 WIB
Ilustrasi mi instan (iStock)

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu produk mi instan asal Indonesia, Indomie, disukai di banyak negara, termasuk Ghana. Uniknya, mi instan tersebut diyakini sebagai salah satu penyebab meningkatnya kegiatan seksual transaksional dan angka kehamilan di Ghana.

Dikutip dari laman World Of Buzz, 25 Desember 2020, Bashiratu Kamal, seorang pakar gender dan ketenagakerjaan mengungkapkan bahwa Indomie adalah salah satu penyebab meroketnya angka kehamilan remaja di Ghana.

Hal tersebut diungkapkan saat dialog nasional tentang kekerasan seksual dan berbasis gender dalam pandemi corona Covid-19 yang diadakan oleh STAR-Ghana Foundation. Para remaja putri di negara Afrika tersebut didorong untuk berhubungan seksual transaksional di mana pria akan menjanjikan mereka barang sebagai imbalan.

Hal tersebut terjadi karena tingkat kemiskinan di Ghana yang semakin meningkat, terutama selama pandemi seperti sekarang ini. Barang-barang yang dijanjikan oleh pria tersebut termasuk mi instan, pulsa seluler, dan tentunya uang.

"Dalam beberapa kasus, ada masalah 'seks transaksional', di mana beberapa orangtua juga mendorong anak-anak mereka untuk ikut serta, sehingga mereka bisa mendapatkan cukup uang untuk menghidupi diri sendiri." terang Bashiratu.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Harus Bertahan Hidup

Seorang pria mengenakan kostum saat acara Winneba Fancy Dress, Ghana, Senin (2/1). The Fancy Dress festival telah dimulai pada abad ke-19 oleh pedagang Inggris dan Belanda. (AFP PHOTO / Ruth McDowall)

Ia menambahkan, terjadi situasi di mana seorang ibu mendorong putrinya untuk melakukan 'seks transaksional' karena dia percaya bahwa pria itu dapat membantu putrinya.

Bashiratu menjelaskan bahwa produk mi instan tersebut sudah menjadi tawaran untuk transaksi seks untuk apa pun yang dapat Anda berikan. "Orangtua mereka tidak bekerja, mereka di rumah dan mereka harus bertahan hidup. Jadi, mereka melakukan ini untuk mendapatkan uang." jelas Bashiratu.

Ini menunjukkan betapa buruknya kemiskinan tidak hanya memengaruhi orang dewasa, namun juga anak-anak muda di negara tersebut jika mereka harus menggunakan eksploitasi dan seks untuk bertahan hidup.

Bashiratu berharap pemerintah Ghana bisa turun tangan menangani masalah tersebut dan membantu para remaja agar tidak terjebak dalam hubungan seksual transaksional.

3 dari 3 halaman

3 Hormon Bahagia Jaga Imunitas Tubuh dari Covid-19

Infografis 3 Hormon Bahagia Jaga Imunitas Tubuh dari Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya