Kasus COVID-19 Masih Naik, Warga Jepang Ragu Olimpiade Tokyo 2021 Bakal Digelar

Sejumlah warga Jepang mengungkap keraguan bahwa Olimpiade Tokyo akan tetap digelar di tengah naiknya kasus COVID-19

oleh Natasha Khairunisa AmaniLiputan6.com diperbarui 09 Des 2020, 08:00 WIB
Kapal tongkang membawa Cincin Olimpiade di Distrik Odaiba, Tokyo, Jepang, Jumat (17/1/2020). Cincin Olimpiade dengan tinggi 15,3 meter dan panjang 32,6 meter tersebut akan berada di sana hingga Olimpiade 2020 berakhir. (AP Photo/Jae C. Hong)

Liputan6.com, Tokyo- Pandangan masyarakat Jepang terhadap pelaksanaan Olimpiade Tokyo pada 2021 mendatang terpecah. Ada yang mendukung, lainnya mengaku merasa ragu.

Dikutip dari VOA Indonesia, Rabu (9/12/2020), keraguan tersebut adalah tentang perkiraan kebutuhan biaya yang diperkirakan akan naik dengan tinggi di tengah peningkatan kasus Virus Corona COVID-19 di Negeri Sakura tersebut.

Disebutkan dalam laporan Reuters pada 7 Desember 2020 yang mengutip pihak penyelenggara, pelaksanaan Olimpiade Tokyo yang ditunda tersebut diperkirakan akan menelan biaya tambahan hingga 294 miliar yen atau setara dengan sekitar Rp. 39,5 triliun.

Dana itu, akan dibagikan ke panitia penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020, pemerintah Jepang, dan Pemerintah Metropolitan Tokyo (TMG).

Guna menutupi biaya penundaan dan tindakan penanggulangan COVID-19, diharapkan TMG dan pemerintah nasional, dan pembayar pajak Jepang untuk membayar 191 miliar yen.

Di sisi lain, meski total anggaran Olimpiade sekarang cenderung mencapai 1,63 triliun yen, beberapa warga Jepang meyakini biaya tersebut adalah harga yang pantas untuk dibayar

Seorang warga bernama Shiro Terui (72 tahun) mengatakan, "Saya pikir jumlah kasus yang terinfeksi virus corona (di Jepang) masih lebih sedikit daripada negara lain, jadi saya berharap mereka dapat mengadakan (Olimpiade) entah bagaimana dalam situasi ini".

Saksikan Video Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Biaya Tambahan

Cincin Olimpiade terlihat di Taman Laut Odaiba, Tokyo, Jepang (17/7/2020). Olimpiade Tokyo akan digelar di arena yang sama dengan mengikuti jadwal yang hampir tidak berbeda dari yang direncanakan sebelum ajang tersebut ditangguhkan akibat pandemi COVID-19 pada Maret lalu. (Xinhua/Du Xiaoyi)

Sementara seorang akuntan, yakni Satsuki Kataoka, menerima bahwa mengadakan Olimpiade selama pandemi akan membawa biaya tambahan.

"Sebagai wajib pajak, saya merasa anggaran (ekstra) yang mereka himpun agak terlalu besar," katanya. “Tapi saya mengerti bahwa biaya tambahan diperlukan karena situasi Virus Corona", ujar Satsuki

Jepang sedang mengalami gelombang ketiga Virus Corona COVID-19, meskipun negara tersebut telah berhasil menghindari sejumlah besar kasus COVID-19 dan kematian dibandingkan negara-negara lain di seluruh dunia.

Terdapat kekhawatiran bahwa kedatangan atlet dapat menyebabkan lonjakan kasus COVID-19, dengan adanya lebih dari 15 ribu atlet dari seluruh dunia yang akan datang ke Tokyo untuk mengikuti Olimpiade.

Roya Sato (27) mengatakan "Bagi saya, sangat mengkhawatirkan berbagai orang dari luar negeri mengunjungi Jepang dalam situasi seperti ini". 

Roya menambahkan "Jadi, saya tidak terlalu mendukung. Saya berharap ini dapat dibatalkan, atau ditunda lagi".

Jumlah penonton yang diizinkan masuk ke tempat Olimpiade pada musim semi nanti akan diputuskan oleh penyelenggara.

3 dari 3 halaman

Infografis Jangan Anggap Remeh Cara Pakai Masker

Infografis Jangan Anggap Remeh Cara Pakai Masker (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya