Muhammadiyah Sesalkan Bentrokan Polisi dan Pengawal Rizieq Shihab di Tol Cikampek

Abdul Mu'ti juga prihatin dan menyayangkan kejadian tersebut. Saat ini dia menuturkan baru mendengar penjelaskan dari pihak kepolisian.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Des 2020, 04:10 WIB
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti (kanan) membacakan pernyataan sikap PP Muhammadiyah terhadap Pilkada Serentak 15 Februari di Jakarta, Senin (13/2). Ada tujuh butir pernyataan sikap PP Muhammadiyah. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Abdul Mu’ti meminta masyarakat menahan diri terkait bentrok polisi dan pengawal Rizieq Shihab. Sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginan.

"Masyarakat sebaiknya menahan diri dengan tidak melakukan aksi-aksi yang berpotensi menimbulkan terjadinya kekerasan dan hal-hal yang tidak diinginkan," kata Abdul Mu'ti, Senin (7/12/2020).

Abdul Mu'ti juga prihatin dan menyayangngkan kejadian tersebut. Saat ini dia menuturkan baru mendengar penjelaskan dari pihak kepolisian.

"Saya sangat prihatin dan menyayangkan insiden kekerasan yang melibatkan polisi dan pendukung HRS. Selama ini laporan yang ada baru dari pihak kepolisian. Untuk memastikan polisi tidak melakukan pelanggaran diperlukan penyelidikan oleh pihak berwenang," kata Mu'ti.

Sebelumnya Anggota Polda Metro Jaya diserang di Kilometer 50 Tol Jakarta-Cikampek, Senin (7/12/2020) dini hari, yang diduga dilakukan oleh simpatisan Pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab. Enam orang dari pihak laskar pun tewas saat baku tembak. Hal ini diungkapkan oleh Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran.

"Bahwa akan ada pengerahan kelompok massa untuk mengawal pemeriksaan MRS di Polda Metro Jaya. Terkait itu kami kemudian melakukan penyelidikan kebenaran info itu," kata dia di Polda Metro Jaya, Senin.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Senjata Api dan Senjata Tajam

Fadil menerangkan, kepolisian bertemu dengan salah satu kendaraan di ruas jalan tol. Ketika anggota Polda Metro Jaya membuntuti. Mobil itu memepet dan melakukan penyerangan dengan menggunakan senjata api dan senjata tajam.

Kepolisian pun melepaskan tembakan. Enam orang meninggal dunia lokasi kejadian. Sementara empat orang lainnya kabur.

"Anggota yang terancam keselamatan jiwanya karena diserang kemudian melakukan tegas dan terukur, sehingga terhadap kelompok yang diduga pengikut MRS yang berjumlah 10 orang ada enam orang yang meninggal dunia," tandas dia.

Reporter: Intan Umbari Prihatin

Merdeka.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya