Baru 2 Bulan Menjabat, Popularitas PM Jepang Anjlok Akibat COVID-19

Popularitas PM Jepang, Yoshihide Suga, anjlok akibat naiknya kasus COVID-19. Rakyat minta pemerintah urus kesehatan, bukan ekonomi.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 07 Des 2020, 17:58 WIB
Presiden Joko Widodo bersama Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga (kiri), sama-sama mengenakan masker sebagai upaya mencegah penyebaran Covid-19, mendengarkan lagu kebangsaan saat upacara penyambutan di Istana Bogor, 20 Oktober 2020. (Laily Rachev/Indonesian Presidential Palace via AP)

Liputan6.com, Tokyo - Tingkat popularitas Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga anjlok ke level 50,3 persen. Rakyat Jepang tidak puas dengan penanganan COVID-19 pemerintah dan meminta agar sektor kesehatan diutamakan ketimbang ekonomi.

Bulan lalu, popularitas PM Suga masih berada di level 63 persen. Ini adalah pertama kalinya sejak 2017 popularitas PM merosot lebih dari 10 poin.

Menurut laporan Kyodo, Senin (7/12/2020), sentimen negatif terhadap PM Suga juga melonjak dari 19,2 persen bulan lalu menjadi 23,8 persen.

Sebanyak 76,2 persen responden berkata mencegah infeksi seharusnya menjadi prioritas ketimbang menggairahkan ekonomi.

Berdasarkan data Johns Hopkins University, ada total 161 ribu kasus COVID-19 di Jepang. Pasien meninggal berjumlah 2.227. Kyodo mencatat kasus tertinggi berada di Tokyo.

55,5 persen menilai kebijakan COVID-19 pemerintah Jepang belum mumpuni, sementara yang setuju hanya 37,1 persen.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 4 halaman

Ogah Jalan-Jalan

Seorang fotografer mengambil gambar lentera api olimpiade sebelum dipamerkan ke publik di Tokyo pada Senin (31/8/2020). Rencananya api Olimpiade Tokyo tersebut akan dipajang mulai 1 September hingga 1 November 2020 mendatang di Museum Olimpiade Jepang. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Warga Jepang juga tidak mengapreasiasi rencana pemerintah untuk menunjang industri pariwisata lewat kampanye Go To Travel.

Program itu memberikan subsidi bagi traveler. Akan tetapi, masyarakat masih enggan bepergian.

48,1 persen responden berkata program itu harus ditangguhkan karena khawatir akan memperparah infeksi.

Mayoritas responden, sebanyak 83,6 persen, berkata tak punya rencana jalan-jalan pada liburan Tahun Baru.

Isu Olimpiade Tokyo juga menjadi sorotan responden. Sebanyak 60 persen responden meminta rencana Olimpiade Tokyo 2021 supaya direvisi, ada juga yang meminta acara itu ditunda bahkan dibatalkan.

Survei dilaksanakan oleh Kyodo News pada 5-6 Desember 2020.

3 dari 4 halaman

Jepang Akan Berikan Vaksin Gratis

Seorang pria mengenakan masker melewati pohon sakura di taman Ueno, Tokyo, Jepang (12/3/2020). Di tengah kekhawatiran akan penyebaran virus corona COVID-19, Gubernur Tokyo Yuriko Koike menghimbau warga menghindari kerumunan saat pesta tradisional "hanami". (AFP/Philip Fong)

Parlemen Jepang mengesahkan aturan vaksin gratis bagi penduduk untuk meredam Virus Corona COVID-19. UU itu diloloskan oleh Dewan Penasihat (Sangiin) di parlemen.

Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga telah berjanji untuk mengamankan vaksin bagi sekitar 126 juta warga Jepang pada 2021. 

Dilaporkan Kyodo, Rabu 2 Desember 2020, UU itu merupakan revisi dari aturan vaksinasi sebelumnya. Belum jelas apakah warga asing di Jepang turut mendapat vaksin gratis.

Jepang telah memesan vaksin COVID-19 dari Pfizer, Moderna, dan AstraZeneca. Anggarannya mencapai 671,4 miliar yen (Rp 90,7 triliun).

Aturan baru ini mendesak agar semua penduduk divaksin, meski begitu pemerintah mengizinkan individu menolak jika keampuhan dan keselamatan vaksinnya belum cukup terbukti.

Apabila vaksin COVID-19 memberikan efek samping, pemerintah Jepang turut akan membiayai ongkos perawatan. Biayanya akan ditanggung bersama dengan pemasok vaksin.

(1 yen = Rp 135)

4 dari 4 halaman

Infografis COVID-19:

Infografis 7 Kepala Daerah Positif Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya