KPK Tangkap Edhy Prabowo, Arief Puyuono Sebut Cita-Cita Prabowo Jadi Presiden Tamat

Menurut Arief Puyuono, ini pelajaran sekaligus tamparan keras bagi Prabowo Subianto sebagai bos besar Edhy Prabowo.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Nov 2020, 08:48 WIB
Edhy Prabowo dalam acara serah terima jabatan (Sertijab) Menteri Kelautan dan Perikanan di Kantor KKP, Jakarta, Rabu (23/10/2019). Edhy yang merupakan politisi Partai Gerindra menggantikan Susi Pudjiastuti pada Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Bandara Soekarno Hatta, sepulangnya dari Amerika Serikat (AS). Penangkapannya terkait perizinan ekspor benih lobster. Edhy Prabowo disebut sebagai orang didikan Ketum Gerindra Prabowo Subianto.

Eks Wakil Ketua Umum Gerindra, Arief Poyuono mengapresiasi kinerja KPK. Dia mengajak masyarakat mendukung KPK menangkap Edhy.

"Edhy Prabowo ditangkap KPK semua ini membuktikan kalau KPK betul betul engine penangkap koruptor yang paling terbaik di indonesia. Semua masyarakat harus mendukung KPK terkait penangkapan kader Gerindra terbaik dan sangat dekat dengan Prabowo Subianto," katanya dalam keterangan tertulisnya, Rabu (25/11/2020).

Menurutnya, ini pelajaran sekaligus tamparan keras bagi Prabowo sebagai bos besar Edhy Prabowo. Ternyata, ujar Arief, mulut Prabowo Subianto yang sudah berbusa-busa mengatakan korupsi di Indonesia sudah stadium empat malah bertolak belakang.

"Ternyata justru Edhy Prabowo anak buahnya dan asli didikan Prabowo sendiri justru menjadi menteri pertama di era Jokowi yang terkena operasi tangkap tangan," terangnya.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

2 dari 2 halaman

Diminta Mundur dari Menhan

Arief menuturkan, harusnya sejak awal Prabowo Subianto yang menginginkan Indonesia bersih dari KKN, agar mengingatkan dan melarang para kadernya serta keluarganya tidak memanfaatkan kekuasaan untuk berbisnis.

"Contoh saja izin ekspor lobster banyak yang diberi izin kepada perusahaan perusahaan yang berkaitan dengan kader Gerindra dan keluarga. Tapi nyata justru mendiamkan saja dan bisu seribu bahasa," tegasnya.

Dengan ditangkapnya Edhy prabowo, kata Arief, sudah tamat cita-cita Prabowo jadi Presiden Indonesia. Serta akan berpengaruh terhadap elektabilitas partai Gerindra.

Dengan itu, Prabowo Subianto harus bertanggung jawab kepada masyarakat pemilih Gerindra atas ketidakmampuan menjaga disiplin para kadernya. Hingga berpotensi besar menghancurkan marwah partai.

"Atau jika Prabowo genteleman, dia harus mundur dari kabinet Jokowi - Maruf amin serta mundur dari Gerindra," pungkasnya.

Reporter : Muhammad Genantan Saputra

Sumber: Merdeka.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya