Miris, Belasan Buruh Perempuan Pasien Covid-19 Purbalingga Ditolak Warga

Usai divonis positif COVID-19 para buruh pabrik rambut di Purbalingga ini, harus menghadapi penolakan warga saat menjalani isolasi mandiri di rumah kos di Kelurahan Kalikabong

oleh Rudal Afgani Dirgantara diperbarui 24 Nov 2020, 13:00 WIB
Tim BPBD Purbalingga menyemprot cairan disinfektan di pabrik lokasi penemuan pasien positif COVID-19 di Purbalingga, Minggu (15/11/2020). (Foto: Liputan6.com/Istimewa)

Liputan6.com, Purbalingga - Belasan buruh dari dua pabrik rambut palsu di Purbalingga terkonfirmasi positif COVID-19. Namun di tengah kecemasan usai divonis positif COVID-19, mereka harus menghadapi penolakan warga saat menjalani isolasi mandiri di rumah kos di Kelurahan Kalikabong Kecamatan Purbalingga.

Mereka diminta mengisolasi diri karena fasilitas kesehatan di rumah sakit telah penuh. Di samping itu, kondisi para buruh yang tidak menunjukkan gejala Covid-19 juga menjadi pertimbangan.

"Ironisnya rumah sakit sudah penuh, tetapi kuncinya karantina komunal," kata Kepala Dinas Kesehatan Purbalingga, Hanung Wikantono, Senin (22/11/2020).

Karena penolakan warga, sebanyak 18 buruh yang semuanya perempuan dievakuasi dari rumah kos ke fasilitas isolasi darurat di Gedung Korpri Purbalingga. Selama diisolasi, pemerintah menyediakan kebutuhan konsumsi dan akomodasi pasien Covid-19 tersebut.

"Pak Pjs sudah mengajukan bantuan untuk kebutuhan pangan ke BNPB untuk mengantisipasi lonjakkan kasus baru ke depan," tuturnya.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Penutupan 2 Pabrik Klaster Covid-19

Ilustrasi gambar SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Corona COVID-19, diisolasi dari seorang pasien di AS. Diperoleh 27 Februari 2020 milik National Institutes of Health yang diambil dengan mikroskop elektron transmisi.(AFP/National Institutes Of Health)

Satgas COVID-19 kemudian menutup dua pabrik dengan itu selama tiga hari hingga seminggu. Selama penutupan, Satgas COVID-19 menyemprotkan cairan disinfektan ke seluruh ruang kerja di dua pabrik tersebut.

Dinas Kesehatan juga menelusuri buruh lain dan melakukan tes usap terhadap karyawan yang lain. Hanung menyebut jumlah pasien postif COVID-19 dari klaster buruh menjadi 26 orang.

"Masyarakat harusnya saling menolong, pasien COVID-19 jangan distigma," kata dia.

Hanung mengimbau agar masyarakat bertotong royong dalam mengatasi pandemi. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengenalkan program Jogo Tonggo agar upaya mengatasi persoalan pandemi lebih ringan.

"Ayo bersama-sama menghadapi pandemi dengan gotong royong, Jogo Tonggo juga jangan sekadar slogan tetapi dijalankan," ucapnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya