Puja Puji Perjanjian Abraham di Pertemuan Bersejarah PM Israel, Menlu AS dan Bahrain

PM Israel bertemu dengan Menlu AS dan Bahrain dalam sebuah kesempata di Yerussalem.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Nov 2020, 15:15 WIB
(Kiri ke kanan) Menlu AS Mike Pompeo, PM Israel Benjamin Netanyahu, dan Menlu Bahrain Abdullatif bin Rashid Alzayani, dalam konferensi pers usai pertemuan di Yerusalem, Rabu, 18 November 2020. (Foto: Menahem Kahana/via AP)

Liputan6.com, Yerussalem - Kunjungan bersejarah dilakukan dua negara yakni Amerika Serikat dan Bahrain ke Israel.

Seperti dikutip dari VOA Indonesia, Kamis (19/11/2020), Menteri Luar Negeri Bahrain Abdullatif bin Rashid Alzayani pada Rabu 18 November 2020 melakukan perjalanan bersejarah dengan melawat ke Israel. Lawatan itu menjadi isyarat terbaru membaiknya hubungan kedua negara pasca-serangkaian perjanjian normalisasi hubungan Israel dan negara-negara Arab yang di mediasi Amerika.

Alzayani terbang ke Tel Aviv dengan pesawat penumpang Gulf Air, menjadikannya sebagai menteri pertama Bahrain yang melakukan kunjungan resmi ke Israel. Ia melangsungkan serangkaian pertemuan dengan pejabat-pejabat tinggi, disusul pembicaraan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Luar Negeri Amerika Mike Pompeo.

Dalam konferensi pers bersama, ketiga pemimpin memuji "Abraham Accords" atau Perjanjian Abraham - julukan bagi perjanjian normalisasi hubungan antara Israel, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Sudan.

Netanyahu memuji Presiden Donald Trump dan menantunya Jared Kushner karena "kepemimpinan dan visi mereka mendorong perjanjian bersejarah itu."

Sementara Alzayani mengatakan perjanjian yang ditandatangani negaranya dengan Israel di Gedung Putih, September lalu, dan diikuti dengan kunjungan delegasi Israel bulan lalu, akan mendorong kerja sama di berbagai bidang antara lain perdagangan dan pendidikan. Penerbangan langsung dan pembukaan kedutaan besar di kedua negara akan menjadi langkah selanjutnya.

 

Saksikan Juga Video Ini:

2 dari 2 halaman

Dikecam Palestina

Palestina (iStock)

Palestina mengutuk Bahrain dan Uni Emirat Arab karena menjalin perjanjian dengan Israel, menuding mereka telah memperlemah konsensus tradisional Arab bahwa normalisasi hubungan sedianya tidak terjadi tanpa terbentuknya sebuah negara Palestina yang merdeka.

Sementara itu Menteri Luar Negeri Amerika Mike Pompeo mengatakan dengan kehadiran perjanjian itu berarti "aktor jahat" seperti Iran akan "semakin terisolasi."

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya