Terlalu Banyak Sabuk Juara, Tinju Harus Ikuti Jejak UFC

Promotor tinju Eddie Hearn menyusun rancangan untuk membuat olahraga adu jotos kembali menarik.

oleh Harley Ikhsan diperbarui 30 Okt 2020, 00:00 WIB
Petinju Anthony Joshua merayakan kemenangannya atas Andy Ruiz Jr dalam kejuaraan tinju kelas berat dunia di Diriyah Arena, Riyadh, Arab Saudi, Minggu (8/12/2019). Anthony Joshua menang angka mutlak atas Andy Ruiz Jr. (Nick Potts/PA via AP)

Liputan6.com, London - Promotor tinju Eddie Hearn menyusun rancangan untuk membuat olahraga adu jotos kembali menarik. Salah satunya dengan mengurangi jumlah gelar.

Hearn ingin meniru promotor tarung bebas UFC. Perkembangan signifikan tarung bebas tidak lepas dari sistem yang mereka terapkan.

Hanya ada satu pemegang gelar pemegang sabuk di setiap kategori, kecuali sang juara tidak bisa mempertahankannya. Pada saat itu UFC menyediakan gelar interim dengan pemenang kemudian menghadapi sang juara.

Prosedur ini menciptakan iklim persaingan sengit karena terbaik menghadapi terbaik. Tidak ada pula perdebatan siapa yang lebih hebat.

Hal berbeda terjadi di tinju. Ada banyak gelar sesuai empat badan besar yang ada yakni World Boxing Council (WBC), World Boxing Association (WBA), International Boxing Federation (IBF), dan World Boxing Organization (WBO).

"Kondisi ini tidak bagus. Kita lihat model di UFC. Saya ingin hal serupa diterapkan di tinju," katanya, dilansir Sky Sports.

"Butuh pekerjaan berat untuk menjalankan sistem serupa. Tapi kami sedang merancang dan berharap bisa menerapkannya mulai 2021," sambung Hearn.

Saksikan Video Tinju Berikut Ini

2 dari 3 halaman

Protes Mayweather

Floyd Mayweather Jr. mengenakan sabuk kemenangan usai mengalahkan Conor McGregor pada gelaran Tinju Dunia super welterweight boxing di MGM Arena, Las Vegas, (26/8/2017). Mayweather menang TKO atas McGregor. (AP/Isaac Brekken)

Hearn juga bertindak menyusul protes Floyd Mayweather terhadap aksi WBC yang mengizinkan penerapan sistem waralaba terhadap juara. Mayweather menganggap hal tersebut mengurangi makna terhadap kesuksesan pemenang.

"Kita harus mengerti arti pentingnya sabuk juara. Tapi kita juga tidak mungkin melupakan organisasi tinju dunia yang jadi bagian penting sejarah," tandas Hearn.

 

3 dari 3 halaman

Hapus Sistem Penantang Wajib

Petinju Anthony Joshua (kanan) bertanding melawan Andy Ruiz Jr (kiri) dalam kejuaraan tinju kelas berat dunia di Diriyah Arena, Riyadh, Arab Saudi, Minggu (8/12/2019). Anthony Joshua menang angka mutlak atas Andy Ruiz Jr. (Nick Potts / PA via AP)

Hearn merupakan promotor juara kelas berat Anthony Joshua, pemegang sabuk kelas bera versi WBA, IBF, WBO, dan International Boxing Organization (IBO).

Dia berharap bisa mempertemukannya dengan juara versi WBC Tyson Fury demi menentukan juara sejati.

Masalahnya, WBO meminta Joshua menghadapi penantang wajib Oleksandr Usyk jika mau mempertahankan gelarnya. "Saya tidak suka sistem penantang wajib karena tidak selalu berarti kompetitif. Kita harus membiarkan sesama petinju terbaik bertanding demi mereka bisa mencapai status legenda," ujar Hearn.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya