Hasto PDIP: Indonesia Butuh Inovatif daripada Berkonflik di Dalam Negeri

Hasto menilai Indonesia juga perlu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi agar bisa menjadi negara maju seperti negara di belahan Amerika dan Eropa.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 10 Okt 2020, 08:25 WIB
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto membuka sekolah partai gelombang III PDIP. (Foto: Dokumentasi PDIP).

Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengatakan, Indonesia masih memerlukan produktivitas dan inovatif daripada terus berkonflik di dalam negeri.

Hal ini disampaikannya dalam acara diskusi daring yang digelar Persatuan Insinyur Indonesia dengan tema 'Sudah Mapan Kok Sekolah Lagi', Jumat malam 9 Oktober 2020.

Menurut dia, inovatif itulah yang membuatnya tak pernah berhenti, terutama dalam menimba ilmu. Hal itulah yang mendorong Hasto mengambil studi doktoral di Universitas Pertahanan.

"Hidup ini terus proses belajar menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Demi mendorong sebuah kesadaran betapa Indonesia lebih butuh menjadi produktif dan inovatif dibanding berkonflik sendiri di dalam negeri," kata Hasto dalam keterangannya, Sabtu (10/10/2020).

Dia menyinggung bagaimana negara-negara di belahan baik Amerika maupun Eropa bisa maju. Hasto menyebut hal itu karena mereka menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk itu, dia menilai Indonesia juga perlu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi agar bisa menjadi negara maju.

"Kalau kita lihat mengapa Amerika, Eropa Barat selalu maju karena dia menguasai ilmu dasar dan tekonologi, matematika fisika kimia, maka kita harus kuasai itu," tutur Hasto.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Ide Mengubah dunia

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dan Ketua DPP PDIP Eriko Sotarduga Saat Pengumuman Gelombang ke IV Calon Kepala Daerah. ((Foto: Dokumentasi PDIP)

Hasto menuturkan, Indonesia negara yang punya tugas sejarah menjadi pemimpin di antara bangsa-bangsa. Hasto menekankan pentingnya ide yang luar biasa untuk mengubah dunia.

"Jadi mengubah dunia, kata Bung Karno itu, melalui tiga cara. Dengan senjata, dengan modal, atau kapital dengan ide. Ide over opinion," jelas Hasto.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya