Pilu, 5.000 Hewan Peliharaan Ditemukan Mati dalam Pembelian Online

Pesan hewan peliharaan secara online justru ditemukan mati. Diduga kelaparan dan kehausan ketika di perjalanan.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Okt 2020, 15:02 WIB
Hewan-hewan malang itu diduga berasal dari peternakan di Provinsi Anhui, di mana pelanggan dapat memesan hewan peliharaan secara online dan mengirimkannya ke rumah mereka secara nasiona. (weibo)

Liputan6.com, Jakarta Miris, lebih dari 5.000 hewan peliharaan telah ditemukan mati di dalam kotak ekspres di pusat logistik di Provinsi Henan di Cina. Sekitar 5.000 kelinci, marmut, kucing dan anjing ditemukan mati.

Menurut Global Times, 20 sukarelawan dari organisasi penyelamat hewan lokal, Wutuobang, bergegas ke pusat logistik untuk mencoba menyelamatkan hewan yang diangkut melalui lebih dari 6.000 kotak ekspres kecil itu. Sayang, mereka hanya berhasil menyelamatkan kurang dari lima persen dari hewan-hewan itu.

“Kami menyelamatkan sekitar 50 kucing dan anjing serta 200 kelinci, tapi itu kurang dari lima persen dari semua hewan di sana,” ujar seorang relawan. 

Saksikan Video Pilihan Dibawah Ini:

2 dari 3 halaman

Diduga akibat kehausan dan kelaparan

Hewan-hewan malang itu diduga berasal dari peternakan di Provinsi Anhui, di mana pelanggan dapat memesan hewan peliharaan secara online dan mengirimkannya ke rumah mereka secara nasiona. (weibo)

“Kotak kardus bau dan banyak hewan di dalamnya sudah mati karena mati lemas, kelaparan, atau kehausan.”

Relawan kemudian mengubur hewan-hewan yang mati di tanah pertanian. Sementara yang berhasil diselamatkan, dibawa untuk diadopsi atau dikirim ke klinik hewan untuk menjalani perawatan.

Hewan-hewan malang itu diduga berasal dari peternakan di Provinsi Anhui, di mana pelanggan dapat memesan hewan peliharaan secara online dan mengirimkannya ke rumah mereka secara nasional.

3 dari 3 halaman

Tidak dapat bertahan hidup

Hewan-hewan malang itu diduga berasal dari peternakan di Provinsi Anhui, di mana pelanggan dapat memesan hewan peliharaan secara online dan mengirimkannya ke rumah mereka secara nasiona. (weibo)

Dua karyawan perusahaan pengiriman ekspres yang terlibat, Yunda, mengatakan bahwa mereka belum pernah mendengar kejadian tersebut. Akan tetapi, mereka mengonfirmasi bahwa perusahaan mengizinkan pengiriman hewan secara hidup.

“Hewan diangkut di dalam kotak berlubang,” ujar juru bicara perusahaan.

Namun, tidak demikian dengan yang ditemukan oleh relawan penyelamat hewan. Mereka menceritakan bahwa hewan-hewan itu dimasukkan ke dalam kandang plastik atau besi, dibungkus dengan kotak kertas, yang menurutnya tidak dapat menjamin kesehatan atau keselamatan hewan-hewan yang akan dikirimkan itu.

Penulis

Fayola Gishlaine

Universitas Multimedia Nusantara

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya