Rusia Sebut Bakal Jadi Negara Pertama yang Resmi Gunakan Vaksin COVID-19

Seorang pejabat Rusia bahkan mengatakan, momen perilisan vaksin COVID-19 tersebut akan mampu setara dengan peluncuran Sputnik

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 01 Agu 2020, 06:00 WIB
Ilustrasi Foto Vaksin (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Rusia menyatakan kesiapannya untuk menjadi negara pertama di dunia yang secara resmi akan menyetujui penggunaan vaksin COVID-19.

Pejabat Rusia mengatakan mereka berharap agar vaksin COVID-19 yang dikembangkan Gamaleya Institute, Moskow itu siap untuk dijual pada 10 Agustus atau bahkan lebih awal dan bisa digunakan untuk masyarakat. Prioritas pertama yang mendapatkan adalah pekerja layanan kesehatan.

Kirill Dmitriev, kepala dari Russian Direct Investment Fund yang mendanai penelitian ini mengatakan bahwa momen tersebut bisa saja mirip dengan peluncuran Sputnik, satelit pertama di dunia yang diluncurkan oleh Uni Soviet pada 1957.

"Orang Amerika terkejut ketika mereka mendengar bunyi 'bip' Sputnik. Itu sama dengan vaksin ini. Rusia akan tiba di sana lebih dahulu," ujarnya pada CNN seperti dikutip dari New York Post pada Jumat (31/7/2020).

"Namun ilmuwan kami tidak berfokus untuk jadi yang pertama, tetapi lebih kepada melindungi orang-orang," tambahnya dikutip dari TASS.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Klaim Keamanan Dijamin

Ilustrasi Foto Vaksin (iStockphoto)

Vaksin COVID-19 yang dibuat oleh Rusia dikembangkan oleh Gamaleya National Research Center for Epidemiology and Microbiology. Kementerian Kesehatan Rusia mengatakan bahwa uji klinis tahap kedua hampir selesai.

Direktur Gamaleya Alexander Gintsburg mengatakan bahwa mereka rencananya akan menyelesaikan tes tahap dua sebelum 28 Juli. Namun Dmitriev mengungkapkan bahwa uji klinis tersebut baru bisa diselesaikan pada 3 Agustus 2020.

Dmitriev juga mengatakan bahwa vaksin ini tidak membahayakan keselamatan. Hal ini dinyatakannya mengingat keraguan dikarenakan belum adanya hasil studi ilmiah yang dirilis ke publik.

"Kementerian Kesehatan Rusia telah mengikuti semua prosedur ketat yang diperlukan. Tidak ada jalan pintas," ujarnya dikutip dari Global News.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya