Puasa Arafah 2020, Keutamaan, Tata Cara dan Niat Mengerjakannya

Puasa Arafah dikerjakan pada Hari Arafah, yaitu pada hari ke-9 bulan Zulhijah dalam kalender Hijriah. Hari itu bertepatan dengan hari ke-2 dalam rangkaian ritual ibadah haji.

oleh Erik Erfinanto diperbarui 23 Jul 2020, 04:00 WIB
Sejumlah jemaah melaksanakan salat di depan Kakbah di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi (23/6/2020). Pelaksanaan ibadah haji nantinya hanya akan diikuti oleh jemaah yang sudah berada di dalam negara tersebut. (AFP Photo/STR)

Liputan6.com, Jakarta Puasa Arafah adalah salah satu ibadah yang dianjurkan bagi umat Islam, khususnya bagi mereka yang tidak sedang menjalankan ibadah haji. Pahala menjalankan ibadah ini pun terbilang besar, yaitu meleburkan dosa kecil tahun lalu dan setahun ke depan.

Puasa Arafah dikerjakan pada Hari Arafah, yaitu pada hari ke-9 bulan Zulhijah dalam kalender Hijriah. Hari itu bertepatan dengan hari ke-2 dalam rangkaian ritual ibadah haji.

Di hari ke-2 ibadah haji itu, para jamaah sedang menjalankan wukuf di Arafah. Dimulai sejak terbenamnhya matahari pada hari ke-9 Zulhijah hinga keesokan harinya atau hari ke-10 Zulhijah. Tahun ini, puasa Arafah 2020 jatuh pada Kamis 30 Juli.

Adapun hadis Nabi yang digunakan sebagai landasan hukum mengerjakan puasa Arafah adalah sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim berikut:

صوم يوم عرفة يكفر سنتين ماضية ومستقبلة وصوم يوم عاشوراء يكفر سنة ماضية

Artinya, “Puasa Arafah dapat menghapus dosa dua tahun yang telah lalu dan akan datang, dan puasa Asyura (tanggal 10 Muharram) menghapus dosa setahun yang lalu,” (HR Muslim).

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Niat dan Tata Cara Puasa Arafah

Jemaah haji saat berada di Masjidil Haram Makkah. (Liputan6.com/Muhammad Ali)

Pelafalan niat puasa Arafah sebaiknya diucapkan pada malam hari sebelum menjalankan ibadah sunah tersebut. Namun, berhubung puasa ini bukanlah puasa wajib, maka tetap diperbolehkan mengucapkan niat tersebut di siang hari. Dengan catatan belum sempat makan atau minum sepanjang hari.

Lafal niat puasa Arafah di malam hari:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ عَرَفَةَ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an adaa’i sunnati Arafah lillaahi ta‘aalaa.

Artinya, “Saya berniat puasa sunnah Arafah esok hari karena Allah SWT.”

Lafal niat puasa Arafah di siang hari:

نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ عَرَفَةَ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma haadzal yaumi ‘an adaa’i sunnati Arafah lillaahi ta‘aalaa.

Artinya, “Aku berniat puasa sunnah Arafah hari ini karena Allah SWT.”

Selebihnya, menjalankan puasa Arafah sama dengan menjalankan puasa lain, persis seperti menjalankan puasa Ramadan. Yang membedakan jenis puasa satu dengan lainnya ada pada waktu dan niat pengerjaannya. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya