5 Menteri Dipecat Sekaligus di Guinea-Bissau, Ada Apa?

Presiden Guinea-Bissau memecat lima menteri sekaligus, termasuk menteri pertahanan.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 01 Jul 2020, 16:24 WIB
Presiden Guinea-Bissau Umaro Sissoco Embaló. Dok: AP Photo

Liputan6.com, Bissau - Presiden Guinea-Bissau, Umaro Sissoco Embaló, memecat lima menteri sekaligus di tengah pandemi Virus Corona (COVID-19). Pemecatan itu ditenggarai akibat hitung-hitungan politik.

Dilansir Pulse, Rabu (1/7/2020), lima menteri yang dipecat adalah Menteri Pertahanan, Menteri Dalam Negeri, Menteri Ekonomi, Menteri Pertanian, dan Menteri Energi.

Semua menteri yang dipecat itu berasal dari Partai Madem-15 yang loyal kepada Presiden Embaló. Tidak jelas apa alasan pemecatan tersebut.

Namun, pendukung partai oposisi berkata Presiden Embaló berupaya tetap berkuasa di parlemen.

"Ini adalah strategi Umaro Sissoco Embalo untuk mendapat mayoritas di parlemen," ujar kelompok Ditadura de Consenso, pendukung partai PAIGC yang dikalahkan Presiden Embaló pada pemilu 2019.

Guinea-Bissau adalah negara di pesisir Afrika Barat yang terletak di antara Senegal dan Guinea. Sejak 1980, ada total sembilan kudeta dan upaya kudeta.

Presiden Embaló merupakan mantan jenderal militer. Sebelumnya, ia menjabat sebagai perdana menteri pada 2016 hingga 2018. 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Indonesia Juga Ada Isu Reshuffle Kabinet

Presiden Joko Widodo memberikan sambutan saat membuka rapat kerja Kementerian Perdagangan 2020 di Istana Negara, Jakarta, Rabu (4/3/2020). Jokowi meminta dalam raker ini dapat mempercepat prosedur-prosedur yang sebelumnya sangat lama dan berbelit-belit. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Di Indonesia, Presiden Jokowi mengancam akan melakukan reshuffle atau perombakan kabinet di tengah pandemi virus corona (Covid-19). Nada bicara Jokowi berulang kali meninggi saat berpidato. Dia tampak marah karena melihat menterinya yang masih bekerja biasa-biasa saja di tengah situasi krisis akibat pandemi virus corona.

Masih dengan nada tinggi, Jokowi menyatakan akan mengambil langkah tegas bagi menterinya masih bekerja biasa-biasa saja di masa pandemi corona. Misalnya, melakukan reshuffle kabinet atau membubarkan lembaga.

"Langkah-langkah extraordinary ini betul-betul harus kita lakukan. Saya membuka yang namanya entah langkah politik, entah langkah-langkah kepemerintahan. Akan saya buka. Langkah apapun yang extra ordinary akan saya lakukan. Untuk 267 juta rakyat kita. Untuk negara," tegas Jokowi dalam video yang diunggah Sekretariat Presiden, Minggu, 28 Juni 2020.

"Bisa saja membubarkan lembaga. Bisa saja reshuffle. Udah kepikiran ke mana-mana saya," sambung Jokowi.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya