Rekor Tertinggi Iran, 162 Kematian Akibat Corona COVID-19 dalam 24 Jam

Iran telah mencatat rekor jumlah kematian tertinggi karena Corona COVID-19 dalam 24 Jam.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 30 Jun 2020, 11:51 WIB
Petugas berpakaian pelindung berjalan melewati deretan tempat tidur di rumah sakit sementara khusus pasien virus corona COVID-19 di Teheran, Iran, Kamis (26/3/2020). Rumah sakit sementara yang dibangun di pusat pameran internasional ini memiliki 2.000 tempat tidur. (AP Photo/Ebrahim Noroozi)

Liputan6.com, Teheran - Angka resmi dari Kementerian Kesehatan Iran menunjukkan bahwa negara tersebut mencatat jumlah kematian tertinggi karena Corona COVID-19 dalam 24 Jam.

Pada Senin 29 Juni 2020, sebanyak 162 kematian yang dilaporkan karena Virus Corona di Iran, dan melampaui rekor sebelumnya pada 4 April, ketika Kementerian Kesehatan negara itu melaporkan 158 kematian dalam sehari.

Juru bicara Kementerian Kesehatan Iran, Sima Sadat Lari, mengatakan dalam sebuah pernyataan di stasiun TV pemerintah bahwa secara total Iran telah mencatat 10.670 kematian dan 225.205 infeksi dari Virus Corona. Selain itu, delapan provinsi di negara itu juga telah menjadi zona merah. 

Iran juga telah mencatat 186.180 pemulihan, menurut Sima Sadat Lari. 

Setelah pencabutan pembatasan secara bertahap yang dimulai pada pertengahan April 2020, jumlah infeksi harian baru dan kematian di Iran karena Virus Corona COVID-19 telah meningkat tajam dalam sepekan terakhir. 

Pihak berwenang juga telah memperingatkan bahwa pembatasan akan diberlakukan kembali, jika peraturan kesehatan untuk menghindari infeksi tidak dipatuhi, demikian seperti dikutip dari Channel News Asia, Selasa (30/6/2020).

 

Saksikan Video Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Penggunaan Maker Secara Wajib

Warga Iran terlihat memakai masker sebagai upaya perlindungan dari Virus Corona yang telah menyebar luas di negara tersebut. (AP/ Vahid Salemi)

Mulai 5 Juli 2020, Kementerian Kesehatan Iran juga akan mewajibkan penggunaan masker di tempat umum atau tempat perkumpulan yang ditentukan, kata Presiden Iran Hassan Rouhani, menurut situs resminya.

Sedangkan untuk penentuan bila kebijakan tersebut bakal diperpanjangan, Pemerintah Iran akan menentukannya pada 22 Juli mendatang.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya