Kasus Covid-19 Bertambah, Pemkot Bogor Targetkan 8 Ribu Tes Swab

Pemkot Bogor akan kembali menggencarkan swab test di sejumlah pasar tradisional maupun titik-titik lokasi yang ditemukan reaktif Covid-19.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 18 Jun 2020, 01:17 WIB
Wali Kota Bogor Bima Arya (tengah) saat meninjau Stasiun Bogor, Jawa Barat, Selasa (9/6/2020). Bima Arya mengunjungi Stasiun Bogor untuk melihat kesiapan aparat keamanan mengantisipasi antrean panjang serta penerapan protokol kesehatan pada penumpang KRL. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kota Bogor menargetkan 8 ribu warganya menjalani swab test untuk memutus rantai Covid-19.

Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan, Pemkot Bogor saat ini sudah melakukan tes swab kurang lebih 3.500 warga. Seiring dengan pemberlakukan PSBB proporsional di Kota Bogor, target tes swab massal akan tingkatkan menjadi 8 ribu orang.

"Idealnya standar WHO itu 8 ribu orang, jadi kita perlu 5 ribu lagi. Kita akan genjot setiap hari 200 orang dites swab supaya mencapai target," kata Bima, Rabu (17/6/2020).

Pemkot Bogor akan kembali menggencarkan swab test di sejumlah pasar tradisional maupun titik-titik lokasi yang ditemukan reaktif Covid-19.

"Untuk tes swab ini kita akan anggarkan lagi di BTT (Biaya Tak Terduga)," kata politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu.

Menurutnya, swab test massal gencar dilakukan untuk mempercepat pemutusan mata rantai Covid-19 di Kota Bogor. Sesuai anjuran Pemkot Bogor, setiap pengelola usaha juga harus melakukan rapid test dan menjalankan protokol kesehatan.

"Supaya yang positif cepat terdeteksi, dan kita bisa lakukan tindakan cepat. Seperti di Mitra 10 ini, setelah di rapid test mandiri ada beberapa karyawan yang reaktif lalu ditemukan 1 positif setelah di swab dari situ ditelusuri dan muncul lagi 2 positif," terangnya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Menutup Usaha 14 Hari

Terkait ditemukannya tiga karyawan toko Mitra 10 terpapar virus corona, pihaknya sudah meminta pemilik untuk menutup usahanya selama 14 hari.

"Potensi penularan virus bisa dari barang-barang atau dari orang-orang yang bekerja di sini. Makanya kita minta dilakukan disinfeksi," ujarnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya