Kolam Renang Umum Belum Buka, Pemkot Bandung Tunggu Hasil Kajian Simulasi

Pemkot Bandung menunggu hasil simulasi pembukaan kolam renang umum sebelum dibuka.

oleh Arie Nugraha diperbarui 11 Jun 2020, 14:00 WIB
Ilustrasi Kolam Renang / Sumber: Pixabay

Liputan6.com, Bandung Wakil Wali Kota Bandung Jawa Barat Yana Mulyana menyambut positif simulasi pembukaan kolam renang oleh Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) Kota Bandung. Kini Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menunggu hasilnya sebelum membuka kolam renang umum di tengah pandemi COVID-19 ini. 

“PRSI sudah melakukan simulasi. Untuk hari ini kita tunggu hasil kajian dari KONI dan Dispora cabor (cabang olahraga) mana saja yang boleh dan tidak,” kata Yana dalam keterangan resminya ditulis Bandung, Kamis, 11 Juni 2020.

Yana menegaskan, protokol kesehatan sangat penting untuk melakukan aktivitas, termasuk saat berenang di kolam renang umum. Ia berharap olahraga renang bisa dilakukan kembali, dengan beberapa manfaat kesehatan dalam renang pun bisa dilakukan oleh masyarakat.

“Dari besarnya manfaat, intinya kita terus terapkan protokol kesehatan dengan baik. Kelonggaran Kota Bandung ini 30 persen, sehingga harus disesuaikan," jelas Yana.

 

2 dari 2 halaman

Simulasi dengan Terapkan Protokol Kesehatan

Ilustrasi anak bermain di kolam renang. (dok. unsplash.com/Asnida Riani)

Sementara itu, Ketua PRSI Kota Bandung, Dicky N. Wijaya pihaknya telah melakukan simulasi dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Protokol kesehatan dalam gelanggang kolam renang itu seperti menggunakan masker, ganti pakaian dibatasi, membilas badan terlebih dahulu.

Selain itu, tingkat keasaman atau kebasaan (pH) air yang direkomendasikan harus ideal sekitar 7.8 dan suhu kolam renang sekitar 28 derajat Celsius.

“Kita sampaikan kepada Pak Wakil Wali Kota tentang hasil simulasi protokol kesehatan di kolam renang. Mulai dari menggunakan masker, cek suhu tubuh dan beberapa aturan lainnya ketika akan, sedang dan sudah berenang,” kata Dicky.

Supaya kolam renang aman dalam masa pandemi ini, lanjut Dicky, pihaknya akan membetuk tim kaji untuk layak tidaknya tempat tersebut untuk benerang.

“PRSI juga akan membentuk tim pengkaji sertifikasi layak. Ini digunakan untuk pengamanan dan fungsi kesehatannya juga,” tutur Dicky.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya