Demi Jaga Jarak di Tengah Pandemi Corona, Jumlah Penumpang KRL Tetap Dibatasi

Sebenarnya, jumlah penumpang KRL saat ini lebih banyak dibandingkan awal pemberlakuan PSBB. Kala itu, penumpang KRL dibatasi hanya 60 orang setiap kereta.

oleh Yopi Makdori diperbarui 10 Jun 2020, 09:26 WIB
Sejumlah calon penumpang KRL Commuterline mengenakan masker di Stasiun Depok Lama, Depok, Jawa Barat, Selasa (9/6/2020). Stasiun Depok Lama terpantau lengang pada hari kedua dibukanya aktivitas perkantoran di Jakarta pada masa transisi Pembatasan Sosial Berskala Besar. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - PT Kereta Commuter Indonesia masih membatasi jumlah penumpang KRL selama pandemi Corona ini. Jumlah penumpang KRL di setiap gerbong hanya 35-40 persen dari kapasitas.

Direktur Utama PT KCI Wiwik Widayanti mengatakan pembatasan jumlah penumpang ini untuk menjaga jarak aman (physical distancing) antar pengguna KRL selama pandemi. Meski, lanjut dia, Menteri Perhubungan menghapus aturan pembatasan kapasitas kereta api perkotaan mulai 8 Juni 2020.

"Setelah berkonsultasi dengan pemerintah dan demi memastikan terjaganya protokol kesehatan di dalam KRL Jabodetabek, untuk saat ini kami masih teruskan pembatasan kapasitas yang ada yaitu 35-40 persen atau sekitar 74 orang pada setiap kereta (gerbong)," kata Wiwik dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Rabu (10/6/2020).

Dia menjelaskan, sebenarnya, jumlah penumpang ini lebih banyak dibandingkan saat awal pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Kala itu, penumpang KRL dibatasi hanya 60 orang setiap kereta.

Namun, saat Jakarta sudah memasuki masa transisi, semakin banyak warga yang kembali beraktivitas di luar rumah. Oleh karena itu, beberapa hari terakhir ini, terdapat antrean calon pengguna KRL di sejumlah stasiun pada jam-jam sibuk pagi dan sore.

Jumlah pengguna KRL pada Selasa 9 Juni 2020 mencapai 279.737 orang, sedangkan pada Senin 8 Juni 2020 yang merupakan hari pertama PSBB transisi tercatat 300.029 pengguna.

"Antrean pengguna masih ada terutama di sejumlah stasiun dengan volume pengguna tertinggi dan menjadi titik keberangkatan orang pada pagi maupun sore hari. Namun, pengguna semakin tertib dan semakin memahami pentingnya mengikuti aturan yang ada agar selama perjalanan tetap dapat menjaga jarak aman," ujar Wiwik.

"Pada Rabu pagi ini situasi di seluruh stasiun terpantau tetap kondusif. Kami ucapkan terima kasih atas kerja sama yang baik dari para pengguna KRL," lanjut dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Tetap Wajib Pakai Masker

Wiwik menjelaskan, PT KCI terus memaksimalkan upaya menjalankan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19 di KRL Commuter Jabodetabek.

Seluruh pengguna tetap diwajibkan menggunakan masker dan disarankan melengkapi dengan pelindung wajah (face shield). Pada Surat Edaran Direktur Jenderal Perkeretaapian Nomor 14 tahun 2020, pengguna juga disarankan selalu menggunakan pakaian lengan panjang atau jaket.

Selanjutnya, pengguna KRL juga wajib mengikuti pengukuran suhu tubuh, dan mencuci tangan dengan sabun serta air mengalir sebelum maupun sesudah naik KRL.

"Kini, wastaftel tambahan selain yang ada di dalam toilet, sudah tersedia di seluruh stasiun KRL Jabodetabek. Bahkan jumlahnya masih akan kami tambah," kata Wiwik.

Marka dan penanda jalur untuk antrean dan posisi berdiri juga terus dilengkapi baik di stasiun maupun di dalam KRL. Dengan mengikuti marka yang ada, pengguna dapat antre dengan tertib dan tetap menjaga jarak.

PT KCI juga senantiasa mendapatkan dukungan personel dari TNI, Polri, dan pemerintahan setempat untuk menjaga ketertiban di stasiun. Dengan disiplin bersama PT KCI yakin dapat melayani para pengguna KRL untuk kembali bergerak dan produktif secara aman.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya