13 Ribu Desa Belum Miliki Akses Internet, Pengembangan UMKM Terhambat

Jaringan internet sangat penting untuk membantu desa untuk menuju era digital marketing.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 28 Mei 2020, 11:00 WIB
Perbaikan irigasi subak di Bali menggunakan dana desa (Foto: Dok Kemendes)

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 13 ribu desa di Indonesia belum memiliki akses internet. Belum adanya jaringan internet membuat pemberdayaan ekonomi sulit dilakukan. Pasalnya, Jaringan internet sangat penting agar desa memiliki akses digital marketing dalam ekosistem ekonomi digital.

"Padahal jaringan internet sangat penting untuk membantu desa untuk menuju era digital marketing, terutama dalam digitalisasi ekonomi," ujar Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Wamendes PDTT), Budi Arie Setiadi, dalam webinar Digitalisasi BUMDes Menuju New Normal Ekonomi Indonesia, Rabu (27/5/2020).

Menurut Budi, dalam rangka menyambut normal baru, BUMDes perlu melakukan terobosan baru agar perekonomian desa bisa bergerak bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik, namun juga pasar mancanegara.

Sebagai acuan, Budi menyebutkan maraknya e-commerce di Indonesia yang berbasis teknologi 4.0, berhasil membanjiri pasar lokal dengan barang dari luar negeri. Sehingga masyarakat desa jangan sampai tergerus dan hanya menjadi konsumen saja, namun diharapkan juga mampu memenuhi pasarnya sendiri.

"Desa jangan sebagai konsumen saja. Karena pelajaran kita dari e-commerce di Indonesia yang sangat maju dalam 3-5 tahun ini, ternyata barang-barang impor lebih banyak masuk ke dalam sistem perekonomian indonesia. Hampir 93 persen barang e-commerce itu adalah impor," kata dia.

Baru baru ini, Kemendes menggandeng Shopee sebagai salah satu platform e-commerce untuk mendukung keberlangsungan UMKM dan BUMDes di lebih dari 7 Kabupaten dan kelas gabungan dari perwakilan berbagai Kabupaten lainnya yang membutuhkan di Indonesia.

2 dari 2 halaman

Program Bagi UMKM

Pekerja menyelesaikan produksi kulit lumpia di rumah industri Rusun Griya Tipar Cakung, Jakarta, Kamis (28/11/2019). Penyediaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan bunga rendah diharapkan dapat menjadi peluang bagi pelaku UMKM dalam mengembangkan bisnis dan daya saing. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Mengutip dari laman Kemendesa.go.id, Kamis (28/5/2020), adapun beberapa program yang didukung dan diberikan oleh Shopee sebagai berikut:

1. Melancarkan Logistik dalam Situasi PSBB: Dalam upaya mendukung imbauan pemerintah untuk tetap berada di rumah, Shopee membantu para pelaku UMKM untuk dapat meminimalisir jumlah karyawan yang bekerja di toko offline melalui edukasi logistik secara online.

2. Dukungan Modal Kerja dari Shopee: Para pelaku UMKM terdampak Covid-19 diberikan sejumlah modal oleh Shopee melalui program stimulus bantuan 100 Miliar untuk para UMKM binaan Shopee yang terdampak.

3. Dukungan Beroperasi Online di Shopee: Shopee memberikan pelatihan kepada para UMKM binaan di lebih dari 7 Kabupaten Indonesia agar bisa mengadaptasikan dan mengembangkan bisnisnya ke ranah online.

4. Pendekatan Literasi Digital untuk Dongkrak Performa Bisnis dari Shopee: Pelatihan bagi para UMKM terdampak Covid-19 dalam melihat peluang untuk dapat secara efektif meningkatkan performa bisnisnya secara online, yang didukung oleh aplikasi Shopee.

"Digital marketing ini penting memang, aplikasi-aplikasi yang sudah bekerjasama dengan Kemendes kita dorong terus, karena dunia digital marketing ini kan dunia tanpa batas, kita nggak tahu ke depan (seperti apa)," pungkas Budi.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya