BKKBN Jatim Sebut Jumlah Peserta KB Merosot Selama Pandemi COVID-19

BKKBN Jawa Timur menilai, kenaikan drop out KB karena orang mau datang ke fasilitas kesehatan khawatir terpapar COVID-19 sehingga berdiam diri di rumah.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Mei 2020, 20:30 WIB
Ilustrasi Pil KB (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Timur menyatakan perlu ada antisipasi seiring penurunan jumlah peserta keluarga berencana (KB) di wilayah setempat selama masa pandemi COVID-19. Adapun wilayah Sampang mencatatkan wilayah tertinggi drop out peserta KB.

"Dari data BKKBN Jatim Pasangan Usia Subur (PUS) untuk April 2020 berjumlah 7.849.073 orang," ujar Kepala Perwakilan (Kaper) BKKBN Jatim Sukaryo Teguh Santoso di Surabaya, Kamis, (14/5/2020), seperti dikutip dari Antara.

Sementara pada Februari 2020 jumlah PUS yang drop out KB atau putus KB sebanyak 1,34 persen, kemudian pada Maret meningkat menjadi 4,6 persen dan April 7,07 persen.

"Ada indikasi kenaikan drop out KB disebabkan karena orang mau datang ke faskes (fasilitas kesehatan) khawatir terpapar COVID-19 sehingga mereka tidak pergi dan berdiam diri di rumah. Perlu adanya antisipasi agar drop out itu tidak meningkatkan kehamilan yang tidak diinginkan (unwanted pregnancy)," ujar Teguh.

Teguh mengungkapkan, drop out peserta KB paling tinggi terjadi di Kabupaten Sampang yakni sebesar 19,95 persen, diikuti dengan Kota Mojokerto 17,36 persen dan Kabupaten Sumenep 16,31 persen. Sedangkan yang terendah di Kota Malang sebesar 2,98 persen.

Di Surabaya Raya yakni Kota Surabaya jumlah drop out peserta KB sebesar 6,58 persen, Kabupaten Gresik 10,3 persen, dan Kabupaten Sidoarjo sebesar 6,5 persen.

"Perlu diwaspadai di masa pandemik COVID-19, mulai dari penerapan kebijakan pemerintah pusat dan daerah, yaitu ada peningkatan angka kehamilan dan dikhawatirkan ada Baby Boom yakni kelahiran dalam jumlah besar, dan itu pernah terjadi pada tahun 1960an," tutur dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Hamil Muda Daya Tahan Tubuh Lemah

Ilustrasi Pil KB (iStockphoto)

Dia berpesan di masa pandemi ini, jangan sampai terjadi kehamilan tidak diinginkan. Sebab ibu yang hamil muda daya tahan tubuh lemah sehingga rentan terinfeksi.

"Kondisi itu bisa terserang virus corona yang bisa mempengaruhi janin dalam kandungan, dan asupan gizi kurang bisa mendorong fenomena stunting," tutur dia.

BKKBN berharap selama pandemi selain negatif COVID-19 masyarakat juga akan negatif dalam kehamilan.

Sekretaris perwakilan BKKBN Jatim, Shodiqin menuturkan, pihaknya dalam situasi COVID-19 tetap bekerja seperti biasa. Termasuk memastikan pasokan alat KB dan pelayanan KB dapat dilakukan dengan baik.

“BKKBN Jatim tetap buka bekerja, tapi disesuaikan dengan peraturan. Yang hadir setiap hari yakni bapak kepala perwakilan (kaper), satu kepala bidang, satu staf, tenaga keamanan dan sopir. BKKBN masih terus beroperasional, dan melakukan konsolidasi dengan kabupaten dan kota melalui virtual meeting," kata dia.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya