Wall Street Merosot, The Fed Waspadai Pelemahan Ekonomi Jangka Panjang

Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 516,81 poin atau 2,17 persen menjadi ditutup pada 23.247,97 poin.

oleh Septian Deny diperbarui 14 Mei 2020, 07:45 WIB
Reaksi pasar negatif terhadap penyelesaian utang Yunani membuat indeks saham Dow Jones merosot 348,66 poin ke level 17.598.

Liputan6.com, Jakarta - Saham-saham di Wall Street turun tajam pada penutupan perdagangan Rabu (Kamis waktu Jakarta), menyusul komentar suram Gubernur Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) Jerome Powell yang memperingatkan tentang pelemahan ekonomi jangka panjang karena pandemi Virus Corona.

Dikutip dari Antara, Kamis (14/5/2020), Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 516,81 poin atau 2,17 persen menjadi ditutup pada 23.247,97 poin.

Indeks S&P 500 turun 50,12 poin atau 1,75 persen menjadi berakhir di 2.820,00 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup berkurang 139,38 poin atau 1,55 persen, menjadi 8.863,17 poin.

Semua 11 sektor utama S&P 500 tenggelam, dengan sektor energi anjlok 4,39 persen, memimpin kerugian di antara kelompok menyusul penurunan harga minyak dan prospek suram permintaan minyak.

Powell mengatakan pada Rabu (13/5/2020) bahwa bank sentral AS akan mengambil langkah-langkah lebih lanjut untuk memerangi kejatuhan ekonomi yang parah akibat pandemi COVID-19.

"Walaupun respons ekonomi tepat waktu dan besar, mungkin bukan bab terakhir, mengingat bahwa jalur di depan keduanya sangat tidak pasti dan tunduk pada risiko penurunan yang signifikan," kata Powell dalam acara webcast dengan Peterson Institute for International Ekonomi (PIIE).

Pernyataan itu muncul setelah berbagai data menunjukkan pandemi terus merusak perekonomian terbesar di dunia itu.

2 dari 2 halaman

Pengangguran di AS

Wall Street

Amerika Serikat mencatat rekor kehilangan pekerjaan sebanyak 20,5 juta pada April, dan tingkat pengangguran naik menjadi 14,7 persen, Biro Statistik Tenaga Kerja AS mengatakan minggu lalu.

Lebih dari 1,38 juta kasus COVID-19 dikonfirmasi telah dilaporkan di Amerika Serikat pada Rabu sore (13/5/2020) dengan lebih dari 83.000 kematian, menurut Pusat Sains dan Teknik Sistem (CSSE) di Universitas Johns Hopkins.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya