Pandemi Corona COVID-19 Mengubah Penyambutan Ramadan di Afrika Utara

Aturan pembatasan jarak sosial untuk mencegah penyebaran Virus Corona COVID-19 merubah perayaan bulan suci Ramadan di negara-negara Afrika Utara tahun ini.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 08 Mei 2020, 00:20 WIB
Ilustrasi bulan Ramadan (AP)

Liputan6.com, Jakarta- Pembatasan yang diberlakukan karena Virus Corona COVID-19 membuat orang-orang di Afrika Utara tidak bisa menghadiri pertemuan dan acara  tradisional, yang seharusnya dirayakan saat bulan puasa Ramadan. Hal ini dikatakan membuat mereka kehilangan rasa indahnya menyambut bulan suci untuk umat Islam tersebut. 

Bulan suci Ramadan secara tradisional adalah waktu untuk beribadah dan bersosialisasi. Namun pada tahun ini, akibat adanya aturan physical distancing, sebagian besar tradisi perayaan telah dihentikan di negara-negara Afrika Utara.

Untuk mencegah penyebaran Virus Corona COVID-19, masjid-masjid di Aljazair, Maroko, dan Tunisia telah ditutup sehingga tidak bisa melakukan ibadah malam khusus.

Kota-kota tua Rabat, Casablanca, dan Tunis saat ini kian sepi, yang biasanya ramai setelah waktu berbuka puasa, seperti dikutip dari Arab News, Kamis, (7/5/2020).

Saksikan Video Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Penutupan Kembali

Ilustrasi masjid (sumber: iStockphoto)

Pada awal Ramadan di bulan April setelah bisnis diizinkan untuk dibuka kembal di Aljazair, kerumunan membuat pihak berwenang untuk menerapkan kembali penutupan di beberapa daerah.

Larangan bagi restoran dan dapur umum di mana para sukarelawan menyajikan makanan bagi orang kurang mampu selama bulan suci telah diberlakukan oleh pihak berwenang di Aljazair.

Seseorang dari suatu badan amal yaitu Fekhreddine Zerrouki, mengatakan bahwa organisasinya melakukan pengiriman makanan dengan mengganti rencana pelayanan, untuk lebih dari 1.500 makanan sehari.

Seorang sukarelawan Algerian Red Crescent, yaitu Samir, mengatakan jumlah orang yang mendapat manfaat dari inisiatif amal Ramadan pada saat ini "sangat rendah dibandingkan dengan jumlah orang yang membutuhkan." 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya