Cegah Corona, KKP Rutin Semprot Desinfektan di Seluruh Pelabuhan Perikanan

KKP memantau baik armada perikanan, alat tangkap, kesehatan nakhoda dan awak kapalnya serta produk perikanan yang didaratkan harus terjaga kehigienisannya.

oleh Liputan6.com diperbarui 31 Mar 2020, 10:15 WIB
Nelayan memindahkan ikan laut hasil tangkapan di Pelabuhan Muara Angke, Jakarta, Kamis (26/10). Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan hasil ekspor perikanan Indonesia menunjukkan peningkatan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memastikan aktivitas di pelabuhan perikanan tetap berlangsung di tengah wabah virus Corona. Namun sebagai antisipasi penyebaran virus, aktivitas yang berlangsung di pelabuhan berjalan sesuai dengan protokol pencegahan.

Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT) KKP, membuat program Siaga Nelayan di 31 pelabuhan pusat, perintis dan UPT daerah di 34 provinsi. Lokasi difokuskan pada pelabuhan perikanan sebagai tempat pelayanan dan aktivitas perikanan tangkap.

Dalam program ini secara rutin dilakukan penyemprotan desinfektan pada fasilitas pelabuhan.

"Tidak hanya pada fasilitas di lingkungan pelabuhan perikanan tetapi juga pada kendaraan yang keluar masuk area pelabuhan perikanan," kata Direktur Jenderal Perikanan Tangkap, M. Zulficar Mochtar dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa, (31/3/2020).

Zulficar mengatakan KKPakan terus berupaya operasional pelabuhan perikanan tetap berjalan agar pasokan ikan tetap ada. Semua aktivitas dan fasilitas yang digunakan dipantau.

"Semua kita pantau baik armada perikanan, alat tangkap, kesehatan nakhoda dan awak kapalnya serta produk perikanan yang didaratkan harus terjaga kehigienisannya," tuturnya.

 

2 dari 3 halaman

Bakti Sosial

Nelayan memindahkan ikan laut hasil tangkapan di Pelabuhan Muara Angke, Jakarta, Kamis (26/10). Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), ekspor perikanan naik 7,21 persen dibanding periode yang sama tahun 2017. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

KKP juga melakukan bakti sosial dengan membuat fasilitas cuci tangan. Lengkap dengan sabun antiseptik sederhana untuk nelayan dan awak kapal perikanan.

Lokasinya berada pada area tempat pemasaran ikan (TPI), tempat pembongkaran ikan, dermaga dan kantor pelayanan pelabuhan perikanan. Selain itu dilakukan juga pemeriksaan kesehatan nelayan dan awak kapal perikanan.

Juga dilakukan penyemprotan desinfektan, sterilisasi kapal perikanan, unit pengolahan ikan, TPI, pabrik, pembagian hand sanitizer, masker, distribusi vitamin dan penyediaan disinfektan chambers di pelabuhan UPT pusat.

 

3 dari 3 halaman

Bakti Usaha Nelayan

Nelayan memindahkan ikan laut hasil tangkapan di Pelabuhan Muara Angke, Jakarta, Kamis (26/10). Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), ekspor produk perikanan tercatat sebanyak 510.050 ton pada semester I-2018. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

KKP juga melakukan bakti usaha nelayan. Program ini dilakukan melalui pojok pendanaan usaha nelayan dan akselerasi pengurusan surat dan administrasi usaha perikanan tangkap di pelabuhan perikanan. Misalnya pengurusan surat persetujuan berlayar, surat rekomendasi BBM, pengisian air bersih dan lainnya.

Meski begitu, Zulficar menegaskan pelayanan di pelabuhan perikanan menerapkan mekanisme jaga jarak (physical distancing). Sehingga tidak menimbulkan kerumunan nelayan atau pelaku usaha.

"Kita antisipasi hal ini untuk mencegah penularan virus corona di kawasan pelabuhan perikanan," kata Zulficar.

Para nelayan dan pelaku usaha juga terus diberikan sosialisasi sebagai langkah pencegahan Covid-19. Tidak hanya dari petugas pelabuhan perikanan, namun juga melibatkan pemerintah daerah, kepolisian, organisasi masyarakat serta para mitra dan relawan.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya