YLKI Minta Pemerintah Tambah Alat Kesehatan untuk Tangani Corona

YLKI meminta pemerintah untuk menambah alat kesehatan yang memadai untuk menangani kasus virus corona.

oleh Septian Deny diperbarui 16 Mar 2020, 11:00 WIB
Liu Huan (kanan), petugas medis dari Provinsi Jiangsu, memasuki sebuah bangsal ICU Rumah Sakit Pertama Kota Wuhan di Wuhan, Provinsi Hubei, 22 Februari 2020. Tenaga medis dari seluruh China mengerahkan upaya terbaik mereka untuk mengobati para pasien COVID-19 di rumah sakit itu. (Xinhua/Xiao Yijiu)

Liputan6.com, Jakarta - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) meminta pemerintah untuk menambah alat kesehatan yang memadai untuk menangani kasus virus corona.

Selain itu, YLKI juga agar para tenaga medis yang menangani pasien positif corona mendapatkan pelindungan yang memadai dari penularan penyakit tersebut. Salah satunya dengan ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai standar.

"Agar para tenaga medis dan para medis dilengkapi dengan APD (Alat Pelindung Diri) yang memadai dan standard," ungkap Ketua Harian YLKI Tulus Abadi di Jakarta, Senin (16/3/2020).

Menurut dia, jika para tenaga medis bekerja tanpa APD yang memadai, makan akan sangat berisiko. Selain itu juga akan makin menyulitkan dalam melayani pasien, apalagi jika kasus Covid-19 atau virus corona terus mengalami outbreak.

"Agar jam kerta tenaga medis dan para medis mendapat perhatian khusus. Sebab jika jam kerja tak diperhatikan, maka sulit bagi mereka untuk menjaga imunitasnya. Alih-alih malah jatuh sakit dan terinveksi virus," jelas dia.

Tulus menyatakan, pemerintah juga diminta segera menambah keberadaan alat kesehatan yang mendesak untuk pelayanan penanganan virus corona, khususnya ventilator.

"Alat ini mutlak harus ada demi proses penyelamatan pasien. Persediaan ventilator kini makin menipis, seiring dengan bertambahnya pasien Covid-19," tandas dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

YLKI Minta Jokowi Tetapkan Corona sebagai Kejadian Luar Biasa

Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana kembali menjenguk Kahiyang Ayu yang melahirkan bayi perempuan di rumah sakit. (Merdeka.com/ Ahda Bayhaqi)

Pemerintah Kota (Pemkot) Solo telah menetapkan kotanya berstatus Kejadian Luar Biasa (KLB) terhadap virus corona atau Covid-19. Penetapan status ini dilakukan pasca meninggalnya satu pasien positif virus corona yang diisasi di RSUD Dr Moewardi, Solo.

Walikota Solo FX Hadi Rudyatmo segera memutuskan untuk meliburkan berbagai kegiatan, termasuk meniadakan aktivitas sekolah mulai dari tingkat SD, SMP dan madrasah.

Merespons aksi tersebut, Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengapresiasi pernyataan KLB corona di Kota Solo yang diinisiasi pemerintah daerah setempat.

"Langkah ini sangat penting untuk menunjukkan keseriusan semua pihak dalam memerangi corona. Termasuk oleh masyarakat. Untuk melawan virus corona tidak mungkin hanya mengandalkan pemerintah, tapi juga peran masyarakat," ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (14/3/2020).    

Tulus menilai, langkah serupa semustinya juga segera dilakukan oleh pimpinan daerah lain. Khususnya untuk daerah-daerah yang sudah positif corona, semisal DKI Jakarta.

Dia juga menyarankan agar mantan Walikota Solo yang kini menjadi orang nomor satu RI, Joko Widodo (Jokowi) untuk menerapkan status KLB di tingkat nasional.

"Dan sebaiknya, di level nasional Presiden Jokowi juga segera menyatakan serupa. Jangan pertaruhkan keamanan dan keselamatan warganya," imbuhnya.

"Apalagi WHO telah meminta hal serupa kepada Presiden Jokowi. Dan terbukti jumlah pasien yang terinveksi virus corona (di Indonesia) seperti deret hitung (semakin banyak)," tandasnya.  

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya