Facebook Mulai Hapus Iklan Masker dan Hoaks Virus Corona di Indonesia

Kepala Kebijakan Publik Facebook Indonesia menegaskan sudah mulai melarang iklan masker dan obat yang diklaim dapat menangkal virus Corona.

oleh Andina Librianty diperbarui 12 Mar 2020, 17:52 WIB
Calon penumpang kereta api mengenakan masker saat berada di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (31/01). Dalam rangka pencegahan Virus Corona, PT Kereta Api Indonesia (persero) melakukan sosialisasi kepada penumpang dengan membagi-bagikan masker di stasiun Gambir. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Kebijakan Publik Facebook Indonesia, Ruben Hatari, menegaskan pihaknya sudah mulai melarang iklan masker dan obat yang diklaim dapat menangkal virus corona. Langkah ini dilakukan untuk mencegah misinformasi dan hoaks mengenai virus corona.

"Kami sudah mulai lakukan itu secara bertahap di Indonesia. Mudah-mudahan bisa lebih agresif lagi," tutur Ruben saat ditemui dalam acara konferensi pers kerja sama PT Alita Praya Mitra (Alita) dan Facebook di kawasan Jakarta, Kamis (12/3/2020).

Selain itu, perusahaan juga akan terus mengimbau masyarakat untuk memberikan laporan, jika melihat iklan masker dan obat-obatan di layanannya. Ruben mengatakan belum bisa memerinci jumlah iklan terkait yang telah dihapus.

"Bisa dilaporkan kepada kami dan sesuai dengan kebijakan global, akan kami hapus konten-konten tersebut," kata Ruben.

 

2 dari 2 halaman

Fact checker

Selain itu, perusahaan juga terus bekerja sama dengan pengecek fakta (fact checker) pihak ketiga di Indonesia yang terdiri dari sejumlah media, untuk menandai misinformasi di layanannya. Misinformasi mengenai virus corona sendiri, kata Ruben, distribusinya akan diturunkan sebanyak 80 persen.

Selain itu, raksasa media sosial tersebut juga memberikan peluang kepada para pengguna untuk menandai konten-konten menyesatkan. Facebook pun menegaskan akan menghapus konten misinformasi yang melanggar standar komunitasnya.

"Tentu jika konten misinformasi itu melanggar standar komunitas, kami akan menghapusnya," ujar Ruben.

(Din/Why)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya